Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Aspirasi Hanya untuk Pencitraan

Kompas.com - 30/06/2010, 12:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Anggaran Indonesia Budget Centre (IBC), Roy Salam, mengatakan, usulan dana aspirasi yang kali ini digulirkan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) melalui Agenda Program Percepatan dan Pemerataan Pembangunan Daerah (P4D) hanya merupakan trik Dewan untuk pencitraan.

Dalih pemerataan pembangunan, dinilainya, tidak akan efektif dengan pengucuran dana yang diusulkan DPD sebesar Rp 1 miliar per desa. Jika disetujui, program ini akan menyerap APBN hingga Rp 70 triliun untuk sekitar 70.000 desa.

"Saya membaca, jangan-jangan DPD diperalat oleh DPR yang punya usul duluan. Atau memang ada imbal balik politik. Kami belum lihat apakah imbal balik politik itu ada, tapi lebih dominan bagaimana berkongsi untuk mendapat dana APBN yang dimanfaatkan untuk mendorong citra mereka di daerah pemilihan," kata Roy kepada Kompas.com, Rabu (30/6/2010).

Alasan pembangunan yang dijadikan dasar oleh DPD dipandang tidak tepat. Sejatinya, DPD fokus pada upaya bagaimana mendorong otonomi daerah dan mendorong revisi perimbangan keuangan daerah dan pusat.

"Bagaimana agar postur keuangan daerah pusat dan daerah itu berimbang. Tidak sekadar pencitraan politik," ujarnya.

Roy juga memberikan catatan, dalam alur pengelolaan keuangan negara, desa tidak punya hak pengelolaan keuangan. Jika dipaksakan, hal itu bisa diakomodasi melalui RUU Desa yang saat ini tengah dibahas di DPR.

"Intinya saya melihat ini bagian dari konspirasi politik. Dari sisi akuntabilitas sangat meragukan. Dari sisi tata keuangan negara akan melanggar pengelolaan keuangan negara dan tidak mendidik rakyat. Mending DPD fokus mengevaluasi implementasi otonomi daerah," kata Roy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

    Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

    Nasional
    Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

    Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

    Nasional
    MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

    MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

    Nasional
    Paradoks Sejarah Bengkulu

    Paradoks Sejarah Bengkulu

    Nasional
    Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

    Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

    Nasional
    Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

    Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

    Nasional
    Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

    Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

    Nasional
    Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

    Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

    Nasional
    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Nasional
    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Nasional
    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Nasional
    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Nasional
    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    Nasional
    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Nasional
    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com