Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Jangan Mudah Menyerah

Kompas.com - 26/02/2010, 13:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan Umat Islam yang berasal dari Jabotabek dan sekitarnya tumpek di Monas guna menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1431 Hijriah yang digelar oleh Majelis Dzikir Rasulullah SAW, Jumat (26/2/2010). Mereka tampak antusias dan khidmat mengikuti acara yang bertemakan "Dzikir Akbar Majelis Rasulullah SAW Berdoa Untuk Bangsa" kendati cuaca mulai menyengat karena matahari mulai memperlihatkan sinarnya.

Acara yang dipimpin langsung Habib Munzir bin Fuad Al Musawa, dzikir akbar ini juga dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono. Mereka didampingi oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, dan Menteri Agama Suryadharma Ali.

Rombongan presiden dan wakil presiden yang mengenakan baju koko putih dan peci hitam tersebut tiba di lokasi pukul 08.45 WIB. Kedatangan mereka disambut rebana dan salawat dari para jamaah yang hadir. Ini merupakan dizkir akbar di Monas yang kedua yang dihadiri Presiden SBY dan jajarannya setelah mencuat kasus Century.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Dzikir Akbar tersebut berpesan khusus kepada para politikus khususnya dalam beretika politik maupun bersikap dan bertindak hendaknya meniru Ketauladanan Nabi Muhammad SAW.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden bercerita tentang sejarah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Tentang bagaimana beliau menghadapai setiap tantangan dan cobaan saat memimpin umatnya. "Kita patut belajar dan meneladani sikap dan kepribadian rasul dalam memimpin bangsa dan negaranya pada waktu itu. Marilah kita contoh pikiran-pikiran beliau, tutur kata beliau, perilaku beliau, dalam mencintai umat dan menghormati sesama manusia," ujarnya.

Dengan kepemimpinan dan kepribadiannya, lanjut SBY, Nabi Muhammad SAW telah berhasil mengubah bangsa dan negaranya yang jahiliah (bodoh) ketika itu menjadi bangsa yang beradab. Tidak sedikit ujian dan tantangan yang dialami oleh Rasul. Namun dengan kesadaran beliau, sejarah membuktikan seberat apapun tantangan dan ujian itu bisa diatasi dengan pertolongan Allah. "Nabi kita adalah contoh bukan hanya bagi umat muslim, tetapi bagi pemimpin. Kepribadiannya telah berhasil mengubah masyarakat bangsa dan negaranya menjadi masyarakat yang beradab," katanya.

Selain itu, SBY juga berpesan agar masayarakat atau warga Indonesia tidak mudah menyerah kendati berbagai cobaan telah dirasakan. "Saya mengajak saudara semua untuk berjuang bersama membangun negeri ini agar ke depan makin maju, aman adil dan sejahtera. Sebab Tuhan tidak akan mengubah nasib sebuah kaum, kecuali mereka mengubah nasibnya sendiri. Kita ingin masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang baik, ditandai dengan masyarakat yang religius," ujarnya.

Persatuan dan kesatuan menurut SBY sangatlah penting untuk membangun bangsa Indonesia. Apalagi bumi Indonesia telah berkali-kali mengalami bencana, tidak heran kalau Dzikir kali ini juga diperuntukkan bagi masyarakat yang terkena bencana terutama banjir, longsor, dan gempa bumi.

"Dalam membangun negeri yang penuh cobaan dan tantangan ini kita harus mencontoh Rasulullah. Tujuannya agar ke depan Indonesia semakin maju, semakin adil, aman, dan sejahtera. Tidak boleh ada yang berpangku tangan apalagi mengganggu atas apa yang kita lakukan selama ini untuk membangun masyarakat kita yang lebih baik," paparnya.

Pesan yang disampaikan SBY di Monas tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Presiden SBY dalam sambutan peringatan Maulid Nabi yang digelar di Istana negara pada Kamis (25/2/2010) malam.

Di Akhir acara Presiden dan wakil Presiden beserta para menteri Kabinet Indonesia bersatu juga didampingi Habib Munzir bin Fuad Al Musawa terlihat khusus memanjatkan doa, sekaligus membari ucapan salam dengan berdiri sambil memnajatkan Sholawat atas Baginda Rasullulah SAW.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com