Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reaksi SBY "Iklan Gratis" Gerakan 9 Desember

Kompas.com - 06/12/2009, 18:36 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Gerakan Indonesia Bersih (GIB) menilai reaksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang kemungkinan "martil" dalam aksi peringatan Hari Antikorupsi Dunia pada 9 Desember 2009 merupakan "iklan gratis."
     
"Reaksi Presiden itu menjadi iklan gratis bagi kami, karena tidak benar bila kami ditunggangi, sebab kami hanya gerakan moral yang fokus kepada pemberantasan korupsi," kata penggagas Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Dr. Yudi Latief, MA. di Surabaya, Minggu (6/12).
     
Di sela-sela diskusi "Seabad Muhammadiyah" di gedung PW Muhammadiyah Jawa Timur, aktivis Pemuda Muhammadiyah itu mengingatkan aksi "Indonesia Bersih" tak perlu disikapi secara reaktif.
     
"Kami tidak mempersoalkan aliran dana Bank Century itu kemana saja, tapi kami ingin mengingatkan kasus Bank Century harus didorong untuk menjadi terang benderang, sebab kasus itu menjadi pertaruhan bagi masa depan Indonesia," katanya.
     
Menurut dia, bila kasus Bank Century tidak terungkap seterang mungkin, maka masa depan Indonesia akan suram, sebab korupsi akan tetap ada.
     
"Kita harus ingat bagaimana kasus BLBI menggerogoti uang negara, karena itu kita tidak ingin kasus Bank Century juga demikian. Artinya, negara dirugikan tanpa bisa berbuat apa-apa. Kami ingin siapapun yang terbukti bersalah harus dihukum, jangan mengulangi kasus BLBI," katanya.
     
Oleh karena itu, kata aktivis Kompak (Koalisi Masyarakat Pro Antikorupsi) itu, kasus Bank Century jangan dianggap sepele, apalagi ada indikasi "kompensasi politis" dengan tampilnya Idrus Marham sebagai pemimpin Pansus Angket Century.
     
"Yang jelas, kami akan mengawal kasus itu, karena itu kami siap turun ke jalan pada peringatan Hari Antikorupsi Dunia pada 9 Desember 2009 dengan 10.000-an orang dari aktivis 1998, NU, Muhammadiyah, kelompok Cipayung, dan elemen lainnya," katanya.
     
Aktivis "Paramadina Indonesia Reform" itu menambahkan, tokoh yang diundang dalam aksi itu antara lain Prof Din Syamsudin (PP Muhammadiyah) dan KH Hasyim Muzadi (PBNU), namun pihaknya tidak mengundang tokoh politik seperti Megawati atau Jusuf Kalla.
     
Sebelumnya,  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jakarta (6/12) mengimbau aparat keamanan untuk menghindari benturan dalam peringatan Hari Antikorupsi Dunia pada 9 Desember 2009, agar tidak ada "martil" yang dikorbankan untuk menggoyang pemerintahan.
     
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat di depan kader Partai Demokrat pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke-3 Partai Demokrat di Jakarta (6/12).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com