JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat internal Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) di kantor pusat PKBP di Jakarta diwarnai kericuhan. Rapat yang dihadiri beberapa ketua DPP, DPD, dan pengurus partai saling adu mulut ketika membahas permasalahan partai.
Rapat yang dipimpin Ketua Umum Hartono tersebut, membahas keinginan sekelompok DPP untuk mempercepat musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) partai untuk mengganti ketum karena dinilai telah gagal memimpin partai selama delapan tahun.
Sumedi Prima Abdi perwakilan DPP DKI Jakarta mengatakan, sebanyak dua pertiga DPP menghendaki agar Munaslub segera digelar. Alasan desakan tersebut lantaran PKBP telah gagal dalam dua kali pemilu di tahun 2004 dan 2009 . Selain itu, penggunaan dana partai yang tidak transparan dan terindikasi adanya korupsi.
"Kepemimpinan Hartono otoriter dan tidak demokratis, pemecatan ketua-ketua DPD yang tidak sesuai AD/ART, dan kegagalan lain. Hartono pernah mengatakan akan mengundurkan diri dari Ketum, tapi sekarang tidak bersedia," ucap dia.
Saat rapat berlangsung, Hartono menanyakan perihal dukungan dua pertiga DPP yang menginginkan digelar Munaslub. "Anda bilang didukung dua pertiga daerah. Mana buktinya?," tanya Hartono kepada pendukung Munaslub. Ia mengakui memang pernah mengatakan akan mengundurkan diri sebagai Ketum saat rapat partai.
"Memang saya pernah bilang udah tua, anak-anak saya menghendaki tidak lagi di partai. Tapi saya tidak meninggalkan tugas kan. Kok tiba-tiba mau munaslub. Kalau dikehendaki peserta munas tahun 2006 silahkan saja. Tapi masalahnya apa dan kenapa harus dipercepat?," jelas dia.
Mendengar penjelasan itu, kubu bersebrangan langsung membeberkan kegagalan-kegagalan partai. "Uang Rp 2 miliar dari Demokrat untuk sukseskan pilpres apa daerah terima uang itu?," tegas salah satu perwakilan DPP.
Mendengar penjelasan itu, kubu Hartono langsung membantah dan terjadilah adu mulut. Beberapa peserta rapat berteriak-teriak dan menggebrak-gebrak meja dan saling membantah. Kericuhan tersebut berlangsung cukup lama hingga akhirnya rapat diskors oleh Ketum.
Setelah diskros selama lima menit, rapat akhirnya dilanjutkan namun diadakan tertutup. Hingga berita ini diturunkan rapat masih berlangsung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.