Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pers Diminta Netral dan Independen dalam Kasus KPK-Polri

Kompas.com - 07/11/2009, 11:19 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com — Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) H Margiono mengingatkan jajaran pers nasional agar lebih cermat dalam menyikapi tuduhan kriminalisasi KPK dan dugaan keterlibatan oknum Polri ataupun pihak lain terkait hal tersebut.

"Ini pelajaran berharga bagi pers kita. Penjelasan pihak yang berkompeten pun masih harus dicermati. Kita harus tetap bisa netral dan independen dalam menjalankan tugas jurnalistik," katanya pada pembukaan Konferensi Cabang (Konfercab) PWI Bali di Denpasar, Sabtu (7/11).

Demi mengedepankan kebenaran yang sesungguhnya dalam kasus yang begitu rumit dan masih sulit diprediksi mana yang benar itu, ujarnya, pers harus mampu memahami permasalahan yang sesungguhnya secara cermat.

Oleh karena itu, kepentingan mengejar kecepatan penyiaran berita hendaknya tidak sampai mengalahkan keakuratan mengenai hal yang menjadi obyek liputan, seperti dalam kasus tuduhan kriminalisasi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tegas Margiono.

Untuk bisa menghasilkan karya jurnalistik yang paling tidak mendekati kebenaran, ia mengingatkan agar setiap wartawan terlebih dahulu memahami kode etik jurnalistik secara benar.

Dalam acara yang dihadiri Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Ketua DPRD Bali Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi, dan seluruh anggota PWI ditegaskan bahwa kesalahan dalam memahami kode etik akan menghasilkan karya jurnalistik yang tidak mendidik, apalagi mencerdaskan masyarakat.

"Bisa dibayangkan, kalau yang telanjur kita siarkan dan diserap masyarakat luas, seperti dalam kasus tuduhan kriminalisasi KPK dan dugaan keterlibatan oknum Polri itu salah, tentu bukan mendidik, melainkan malah membodohkan masyarakat," ucap Margiono.

Oleh sebab itu, karya-karya jurnalistik harus didasari atas pemahaman kode etik yang benar dan kemampuan serta kecermatan dalam memahami suatu permasalahan.

Selain itu, sikap yang diambil pers diingatkan untuk didasarkan pada hati nurani. Hal ini penting demi memperjuangkan tujuan utama mencapai keadilan dan kebenaran.

"Keputusan yang diambil dalam karya jurnalistik itu harus didasari atas data yang akurat, dengan mendasarkan pada hati nurani demi memperoleh kebenaran dan keadilan," ujar Margiono.

Untuk itu, ia mengharapkan wartawan terus meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan guna menghasilkan karya-karya jurnalistik yang sesuai dengan perkembangan kondisi lapangan.

PWI juga terus menyosialisasikan kode etik jurnalistik kepada setiap anggotanya sehingga mampu menghasilkan karya-karya bermutu sesuai perkembangan zaman, tambahnya.

Konfercab PWI Bali berlangsung sehari dengan agenda utama pemilihan pengurus periode 2009-2013, selain pertanggungjawaban pengurus lama dan penyusunan program kerja lima tahun mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com