Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Delapan Gelar Perkara dengan Polri dan Kejagung

Kompas.com - 07/11/2009, 07:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah melakukan klarifikasi padat jadwal selama empat hari, Tim Delapan akan menyelenggarakan gelar perkara dengan Polri dan Kejaksaan Agung, Sabtu (7/11) siang ini. Gelar perkara ini digelar untuk membangun konstruksi fakta berdasarkan fakta dan data yang sudah diperoleh sejak tim bekerja Selasa lalu.

"Kita ingin konstruksi secara lengkap," ujar Anggota Tim Delapan Anies Baswedan di Kantor Wantimpres.

Anies melanjutkan, gelar perkara ini bukan tidak mungkin akan menunjukkan fakta-fakta lain misalnya Bank Century, seperti yang diduga banyak orang. Namun, Anies tak ingin cepat-cepat berkesimpulan. Lagi pula, Tim Delapan tak mau ngotot mempertanyakan itu di dalam forum dengan sejumlah pihak yang dimintai klarifikasi.

"Kita tidak langsung tanya pada tema besar itu. Hanya ada fakta-fakta kecil yang kita kumpulkan. Ini sangat tergantung pada gelar perkara pada hari Sabtu," ujar Rektor Universitas Paramadina.

Kemarin, secara khusus Tim Delapan meminta bantuan Jaksa Agung Hendarman Supandji untuk membantu dengan menyampaikan fakta dan data akurat serta datang dalam gelar perkara.

Sebelum gelar perkara, Tim Delapan dijadwalkan bertemu dengan Ary Muladi pada pukul 10.00. Ary adalah perantara aliran dana suap antara Anggodo Widjojo, adik buronan KPK Anggoro Widjojo, dengan pihak pimpinan KPK (nonaktif), Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto. Keterangan Ary sangat penting bagi tim untuk melihat fakta apakah dana suap itu betul-betul sampai ke dua pimpinan (nonaktif) KPK tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com