JAKARTA, KOMPAS.com - Terorisme terjadi di seluruh dunia. Namun sepanjang sejarah aksi terorisme yang ada, Indonesia justru dinilai paling menderita. Setelah diserang teroris, negara-negara lain cepat bangkit, kejadian tersebut juga jarang sekali terulang. Namun tidak begitu dengan Indonesia. Seakan tiada habisnya kasus terorisme terjadi berulang kali di Indonesia.
Hal tersebut dikatakan Direktur Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra dalam Tadarus Kebangsaan Maarif Institute, Pluralisme, si Anak Kampoeng dan Terorisme, di Kantor Pusat Dakwah Muhamadiyah, Jakarta, Jumat (4/9).
"Dibanding aksi pengeboman di Madrid (Spanyol) dan gedung WTC (Amerika), Indonesia paling menderita," kata dia.
Azyumardi merasa heran mengapa aksi terorisme di Indonesia terjadi berulangkali. Pasalnya aksi terorisme di luar negeri pada prinsipnya hampir sama dengan apa yang terjadi dengan Indonesia. "Sesungguhnya Indonesia tidak memiliki masalah domestik yang berarti," ucap dia.
Senada dengan Azyumardi, mantan Kepala Badan Intelegen Negara, Hendropriyono juga menilai Indonesia adalah negara yang paling menderita karena terorisme. Selain menjadi korban, Indonesia juga dihujat oleh pihak internasional.
Penderitaan terus berlanjut, karena Indonesia juga harus berjuang melawan aksi terorisme tersebut. "Setelah menjadi korban, kita tetap harus melawan," kata dia.
Meski demikian, kata Hendro, Indonesia tetap harus melawan aksi terorisme yang terus terjadi belakangan ini. Jika hal tersebut didiamkan, justru akan semakin menderita. "Meski menjadi korban teror harus dilawan," tegas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.