Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Berjanji Pelimpahan Bisnis TNI Selesai Tahun Ini

Kompas.com - 14/08/2009, 10:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun ini berjanji akan bisa menyelesaikan pelimpahan bisnis TNI kepada negara. Hal itu disampaikan Presiden sebagaimana tercantum dalam salinan pidato kenegaraan di hadapan Sidang Paripurna DPR RI, Jumat (14/8).

"Dunia telah mengakui bahwa kita mampu menjalankan demokratisasi berskala besar termasuk reformasi TNI dengan penghapusan dwi fungsi ABRI dan peran sosial politiknya. Insya Allah pada tahun ini kita akan menyelesaikan pelimpahan bisnis TNI kepada negara yang selama ini sering mengundang kontroversi," ujar Prsiden.

Menurut Presiden, dengan penyelesaian pelimpahan bisnisnya kepada negara, TNI dapat benar-benar berkonsentrasi menjalankan tugas pokoknya dan tampil secara profesional sehingga mampu mempertahankan setiap jengkal wilayah Tanah Air. Ditambahkan Presiden, dengan TNI yang lebih terfokus menjalankan tugas pokoknya dan tampil secara profesional, TNI dapat mengatasi berbagai gangguan keamanan dalam negeri.

Pelimpahan bisnis TNI, dalam catatan Kompas, sebelumnya diputuskan bersama-sama pemerintah dan DPR RI di awal reformasi agar peran TNI benar-benar murni yaitu menjalankan menjaga kedaulatan. Namun, hingga kini proses pelimpahan bisnis TNI masih belum mulus penyelesaiannya terkait dengan proses administrasi.

Catatan Kompas, sesuai Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2008, yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 16 April 2008, terdata total nilai aset koperasi dan yayasan di lingkungan TNI mencapai sekitar Rp 3,1 triliun. Jumlah itu terdiri dari Rp 1,87 triliun total nilai aset untuk yayasan dan sekitar Rp 1,3 triliun untuk aset milik koperasi. Sementara itu, total jumlah aset lahan berkategori barang milik negara (BMN), yang dikuasai di lingkungan TNI, mencapai 1.619 bidang dengan luas 182.546,18 hektar.

Menurut Presiden proses reformasi TNI merupakan bagian dari demokrasi. "Kita memilih cara-cara yang lebih bermartabat, demokratis, dan damai dan dengan tetap menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI," jelas Presiden.

Lebih jauh, Presiden mengingatkan, pelaksanaan semua agenda reformasi tidaklah selalu mudah. Reformasi berjalan dengan pasang surut bahkan sering menghadapi resistensi bahkan ada pula yang menjalankan secara berlebihan.

"Namun semua itu adalah wajar dalam proses reformasi, dalam perubahan yang berskala besar karena itu kita tidak perlu cemas dan tidak perlu frustasi. Apa yang baik dan tepat mari kita lanjutkan, sebaliknya yang tidak sesuai dan menimbulkan hal-hal lebih buruk mari kita koreksi dan perbaiki. Ingat reformasi pada hakikatnya adalah perubahan dan kesinmabungan," demikian Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com