Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Munas Golkar, Lebih Cepat Lebih Baik

Kompas.com - 10/07/2009, 17:42 WIB

BATU, KOMPAS.com — Gubernur Provinsi Gorontalo Fadel Muhammad mengaku kecewa dengan hasil yang diperoleh Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla sebagai calon presiden dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2009, sejauh yang tampak dari hasil quick count, yang menempatkan pasangan JK-Wiranto pada posisi buncit atau ketiga. Fadel setuju perlunya musyawarah nasional (munas) yang dipercepat, untuk membahas kepemimpinan Jusuf Kalla.

Percepatan munas lebih cepat lebih baik. Hal itu dikatakan Fadel kepada wartawan yang mencegatnya seusai beribadah shalat Jumat di Masjid An Nur, Jumat (10/7). Fadel hadir di Malang untuk memberikan kuliah kepada mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Brawijaya, Malang. Ia berada di Batu, ditemani Wali Kota Batu Eddy Rumpoko. Seusai shalat, ia memberikan ceramah bagi PNS di lingkungan Pemkot Batu.

"Saya kecewa dan sedih karena hasilnya (perolehan pasangan JK-Win pada Pilpres 2009) lebih rendah dibanding perolehan suara Partai Golkar dalam pemilu legislatif," katanya.

Padahal, sambungnya, pilpres kali ini Partai Golkar berkoalisi dengan Partai Hanura sehingga seharusnya perolehan suara pilpres lebih tinggi daripada hasil pileg. Menurut Fadel, pihaknya minta seyogianya Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar melakukan penelitian kenapa perolehan suara pasangan capres-cawapres yang diajukan koalisi Partai Golkar bisa teramat rendah. "Kita perlu evaluasi lagi supaya Golkar ke depan jangan semakin hancur," katanya.

Ditanya tentang kemungkinan penyelenggaraan musyawarah nasional sebagai evaluasi atas hasil pilpres, Fadel menjelaskan, munas ini dulu dijanjikan oleh Jusuf Kalla kalau tidak terpilih. "Munas, janjinya Pak JK sendiri. Untuk membicarakan ini minggu depan akan ada rapimnas, ini akan dibicarakan, lihat hasilnya rapimnas," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com