JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang Pemilihan Presiden 2009, komentar-komentar pengamat berseliweran di seluruh media. Porsi pernyataan pengamat-pengamat muda lebih dominan dibandingkan pengamat senior. Demikian terungkap dalam analisis media yang dilakukan Charta Politika yang dirilis di kantornya, Kamis (2/7).
"Pengamat di media didominasi oleh pengamat-pengamat muda. Say sorry saja to pengamat senior," tutur analis politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya.
Dari data yang diperoleh Charta, pengamat yang paling banyak memberi pernyataan ke media menurut intensitasnya adalah Bima Arya Sugiarto, Ray Rangkuti, Burhanuddin, Hadar Navis Gumay, Johan Silalahi, Jeirry Sumampouw dan Effendy Gazali.
Baru setelah itu, muncul nama-nama seperti Rocky Gerung, Arbi Sanit dan Syamsuddin Haris yang tergolong senior.
Di samping itu, sebagian besar para pengamat politik yang muncul datang dari lembaga pollster dan konsultan. Sisanya, dari LSM dan kalangan akademisi.
Yunarto melihat bahwa harapan pergeseran generasi memang terjadi di tataran pemimpin politik tapi ternyata secara konkrit sudah terjadi di kalangan pengamat politik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.