Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maftuh: Menag Sebaiknya Tidak dari Parpol

Kompas.com - 24/05/2009, 01:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Agama (Menag) Muhammad Maftuh Basyuni berharap bahwa orang yang menggantikan dirinya memimpin Departemen Agama (Depag) tidak berasal dari kalangan partai politik, tetapi dari kalangan profesional.

"Diharapkan ke depan, Depag tidak ’dipegang’ oleh orang partai karena nanti bisa mempunyai 'bos' dua, tetapi harus profesional," ujar Maftuh ketika berdialog di acara Milad ke-81 dan Rakernas ke-2 Persatuan Tarbiyah Islamiyah di Jakarta, Sabtu (23/5).

Menurut dia, jika pucuk pimpinan departemen itu dijabat oleh orang yang berasal dari kalangan partai politik, maka dikhawatirkan terjadi dualisme tanggung jawab yang diemban, yakni kepada presiden dan partai.

Belum lagi, berbagai permasalahan yang harus dihadapi lembaga yang mengurusi umat beragama itu beragam. Dengan demikian, lembaga ini membutuhkan sosok orang yang tegas dalam bertindak dan mengambil keputusan sesuai aturan yang berlaku. "Karena itu, mereka yang menjabat Menag harus militan, gagah, dan profesional sehingga loyalitas kepada presiden terpilih tidak diragukan lagi," katanya.

Selama menjadi Menag, Maftuh mengaku lebih mengutamakan "khusnul khotimah" dan dia meyakini masih banyak orang yang mampu menggantikan jabatan yang diembannya yang akan berakhir dalam empat bulan ke depan.   "Saya ini sudah tua dan saya yakin masih banyak tenaga yang lebih militan lagi dari saya untuk memimpin departemen ini," ujarnya.

Muhammad Maftuh Basyuni lahir di Rembang, Jawa Tengah, 4 November 1939. Ia diangkat sebagai Menag pada kabinet Indonesia Bersatu periode 2004-2009 di bawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sebelum menduduki jabatan politis itu, Maftuh yang pernah mengenyam pendidikan sarjana di Universitas Islam Madinah di Arab Saudi dan Pondok Pesantren Modern Gontor, Jawa Timur, pernah menduduki sejumlah jabatan lain di negeri ini.     

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com