Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPP Golkar Yakin Tak Ada Munaslub

Kompas.com - 14/04/2009, 22:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Ketua Umum DPP Partai Golkar Muhammad Jusuf Kalla memang harus mempertanggungjawabkan perolehan suara partainya yang tidak mencapai target. Namun, pertanggungjawabkan Kalla bukan di Munas Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar dalam waktu dekat, melainkan pada munas reguler yang akan diadakan pada Desember mendatang.

Forum Rapat Konsultasi Nasional dengan para pimpinan DPD Partai Golkar, yang akan diselenggarakan pada Kamis (16/4) mendatang dan Rapat Pimpinan Nasional Khusus (Rapimnasus) yang akan digelar pada 23 April mendatang sama sekali tidak membicarakan soal pertangungjawaban, apalagi untuk menggantikan Kalla. Hanya khusus membahas laporan dan evalusi hasil pemilu dari seluruh DPD dan selanjutnya membahas rencana koalisi dan pencaloan Kalla sebagai Presiden dan Wapres.

Demikian disampaikan Ketua DPP Partai Golkar Theo L Sambuaga saat dihubungi Kompas, Selasa (14/4) malam. "Pak Kalla dan pengurus DPP memang nanti akan memberikan pertanggungjawaban tentang perolehan suara Partai Golkar, akan tetapi bukan di Munaslub. Melainkan di munas reguler yang akan digelar pada Desember nanti. Juga bukan di Rapat Konsultasi Nasional dan Rapimnasus. Jangan karena ada kegagalan, langsung membuat pertemuan darurat. Itu tradisi yang buruk," tandas Theo.

Meskipun tidak ada Munaslub untuk meminta pertanggungjawaban Kalla dan DPP Partai Golkar lainnya, Theo yakin Partai Golkar tetap solid. "Partai Golkar kan biasa bersikap demokratis dan membebaskan kadernya memiliki pendapat seperti yang terjadi sekarang ini, ada yang menginginkam munaslub. Akan tetapi, kita sudah sepakat tunduk pada aturan partai," lanjut Theo.

Mengenai rencana pertemuan Pengurus Harian DPP Partai Golkar dengan Kalla, Selasa malam ini yang disebut-sebut akan membahas hasil pembicaraan antara Kalla dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Theo mengaku tidak tahu kenapa urung dilaksanakan. Theo hanya menyatakan memang belum dijadwalkan.

Tidak ada satupun pengurus Harian DPP Partai Golkar yang datang. Yang datang justru Ketua DPD Tingkat Sulawesi Selatan Ilham Sirajuddin dan Ketua DPD Tingkat I Partai Golkar Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh.

Hadir pula mantan Menteri Hukum dan HAM, yang kini Duta Besar RI di Rusia Hamid Awaluddin. Kendaraan mereka diparkir di halaman dalam rumah dinas Wapres, sehingga mereka tidak ada yang bisa dicegat untuk memberikan penjelasan perihal hasil pertemuan.

Jangan "dagang sapi"

Secara terpisah, Ketua Departemen Hukum, HAM dan Otonomi Daerah DPP Partai Golkar Ariady Achmad mengingatkan para elit Partai Golkar agar bertenggang rasa dan menahan diri untuk tidak melakukan politik "dagang sapi" dengan elit parpol lain di saat perolehan suara belum final, sementara para pimpinan DPD dan kader Partai Golkar lainnya yang ada di daerah, tengah "berjuang" mengawasi perhitungan suara Partai Golkar.

"Tolonglah tahan diri, dan jangan dagang sapi pada saat mereka yang di daerah masih berjuang menunggu dan menghitung jumlah suara Partai Golkar. Boleh-boleh saja bertemu, akan tetapi ingatlah dan bersimpatilah kepada kader yang ada di daerah. Suara mereka tidak terlalu besar jika dihitung, namun mereka tengah berjuang untuk Partai Golkar. Jangan mereka ditinggalkan," kata Ariady.

Tentang Munaslub, Ariady juga kurang setuju. Karena, hal itu akan menjadi preseden. "Jadi, Partai Golkar solid membangun komunikasi. Kita punya tradisi perbedanaan pendapat. Namun, itu biasa dalam demokrasi di Partai Golkar," demikian Ariady.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tesenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tesenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com