Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parpol Jangan Hanya Sibuk Koalisi

Kompas.com - 14/04/2009, 20:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai politik peserta pemilu diminta agar tidak hanya fokus pada rencana koalisi untuk pemilu presiden dan wakil presiden 2009, melainkan juga ikut mengawasi proses penghitungan suara pemilu legislatif yang sedang berlangsung.
     
Jojo Rohi dari Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia di Jakarta, Selasa, menilai, partai politik cenderung lebih mementingkan melakukan pendekatan pada partai lain, sementara proses penghitungan suara hasil pemilu legislatif tidak diperhatikan.

"Jangan hanya fokus pada angka perolehan suara sehingga tidak memperhatikan proses penghitungan yang dilaksanakan," katanya.

Ia menuturkan, jika parpol cenderung hanya memperhatikan hasil penghitungan tanpa memperhatikan proses penghitungan tersebut apakah telah sesuai dengan ketentuan atau tidak, maka dapat diartikan parpol tidak peduli pada hak pilih masyarakat.

Secara terpisah Wakil Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Arif Wibowo mengatakan sependapat dengan Jojo Rohi bahwa penghitungan suara merupakan salah satu masalah yang krusial dan harus diperhatikan.

"Mengingat sejak adanya Perpu 1/2009 tentang suara sah dengan penandaan lebih dari satu kali yang menyebabkan kesimpangsiuran dalam penghitungan. Yang seharusnya perolehannya masuk ke calon anggota legislatif dihitung masuk ke partai," katanya.

Ditambah dengan adanya surat suara yang tertukar sehingga menimbulkan masalah dalam hal penghitungan suara karena perolehan suara dipaksa menjadi perolehan partai.

"Saya memandang, penghitungan suara yang berlangsung tidak akurat, banyak terjadi manipulasi dan transaksi yang berakibat diuntungkannya pihak-pihak tertentu," katanya.

Proses penghitungan suara ini harus mendapat perhatian baik dari peserta pemilu maupun pengawas pemilu sehingga kecurangan  dapat dihindari. Dengan demikian suara rakyat tidak sia-sia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com