TEGAL, SABTU — Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan tidak akan mencalonkan atau mendukung seseorang, baik untuk pemilu legislatif atau eksekutif, yaitu presiden dan wakil presiden.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin seusai pengajian di Panti Asuhan Aisiyah Tegal, Jateng, Sabtu (28/2) malam, mengatakan hal itu. Tetapi, sebagai gerakan dakwah dan keagamaan, Muhammadiyah boleh saja memberikan dukungan moral dan pesan-pesan kepada semua yang akan berlomba pada pesta demokrasi mendatang.
Pertama, menurut dia, berlomba-lomba dalam kebaikan dan merebut kebaikan, memerhatikan etika politik untuk tidak saling sikut-menyikut, mendiskreditkan, apalagi saling menjatuhkan. Kalau itu yang terjadi (saling sikut-menyikut, mendiskreditkan, apalagi saling menjatuhkan), menurut dia justru akan menimbulkan konflik di masyarakat lapis bawah. "Kalau ini terjadi, harganya terlalu mahal untuk kita bayar sehingga perlu kearifan, kebijaksanaan, dan kenegarawanan oleh para elite politik," katanya.
"Kita serius melakukan perubahan demokrasi, tetapi jangan menimbulkan ketegangan, apalagi konflik," katanya. Ketika ditanya harapan Muhammadiyah terhadap pemilu mendatang, dia mengatakan, baik pemilu legislatif maupun eksekutif (presiden dan wakil presiden) bisa berlangsung lancar, aman, dan sukses.
Lancar, lanjut dia, semua agenda yang telah ditetapkan oleh KPU bisa sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, tidak ada yang molor dan tidak ada yang berubah. Aman artinya pemilu mendatang jangan sampai menimbulkan konflik di tubuh bangsa ini, sementara sukses dalam arti menghasilkan kualitas demokrasi, khususnya anggota legislatif yang berkualitas. "Tentunya presiden dan wakil presiden yang terpilih juga yang mampu membawa bangsa ini ke arah perubahan dan kemajuan," katanya.