JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi III DPR Habiburokhman meminta publik tidak buru-buru mengaitkan peristiwa drone liar yang ditembak jatuh usai mengitari Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) dengan insiden penguntitan Jampidsus Febrie Adriansyah oleh Densus 88 Antiteror Polri.
Menurutnya, peristiwa penembakan drone oleh Kejagung ini harus disikapi dengan kepala dingin tanpa emosi.
"Jadi kita jangan buru-buru berasumsi bahwa ini bertalian enggak bertalian ya, dengan sesuatu, apakah misalnya dengan dikuntit dan lain sebagainya. Kita harus menganalisa ini dengan benar-benar dengan kepala dingin, jangan emosi berbasis asumsi," ujar Habiburokhman di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024).
Baca juga: Sebuah Drone Ditembak Jatuh Usai Melintasi Kantor Jampidsus Kejagung
Habiburokhman mengatakan, bisa saja drone tersebut berasal dari mal yang ada di sekitar Kejagung.
Misalnya ada orang yang sedang mengetes drone yang baru dibeli, tapi ternyata melintasi Gedung Kejagung.
"Namanya drone, menurut saya banyak sekali beredar di Jakarta ini. Bisa jadi kan di situ dekat mal ya, ada beberapa mal, ada yang sedang mencoba apa, uji coba drone atau seperti apa, misalnya ada orang baru beli drone, dites, lalu dia enggak tahu melewati institusi Kejaksaan Agung," tuturnya.
Maka dari itu, Habiburokhman menegaskan, peristiwa penembakan drone ini bisa diselidiki karena ada teknologi pendukung untuk menelitinya.
Dia menyebutkan, drone memiliki sebuah pemancar yang bisa diselidiki berasal dari mana, siapa penerbangnya, dan apa motif menerbangkan drone di atas Gedung Kejagung.
"Jadi kita minta juga supaya ikut mendorong situasi yang adem, jangan kesalahpahaman dilanjutkan dengan kesalahpahaman. Saya yakinlah baik Polri maupun Kejaksaan sama-sama institusi yang mengedepankan pemenuhan standar operasional prosedur dalam menjalankan tugas masing-masing. Dan tidak ada gesekan, itu yang saya yakini," jelas Habiburokhman.
Baca juga: Mahfud Sebut Friksi Antara Penegak Hukum Belum Hilang Berkaca dari Kasus Penguntitan Jampidsus
"Karena pemimpin di Polri, Pak Kapolri maupun Pak Jaksa Agung kita lihat hubungannya baik-baik saja. Dan selama ini dua institusi tersebut dari atas sampai bawah tidak pernah ada gesekan," imbuhnya.
Sebelumnya, Kejagung angkat bicara usai adanya drone liar yang ditembak jatuh ketika mengitari Kompleks Korps Adhyaksa di Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (5/6/2024) pukul 18.44 WIB.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Ketut Sumedana mengatakan, adanya drone yang melintas di area kantornya merupakan hal lumrah yang sering terjadi.
“Drone itu kan banyak berseliweran di Jakarta itu. Di tempat kami itu bukan kali ini aja kejadian drone. Sebelum-sebelumnya juga pernah ada drone,” ucap Ketut saat dikonfirmasi, Rabu (5/6/2024) malam.
Baca juga: Kata Kejagung soal Drone Ditembak Jatuh Usai Lintasi Kantor Jampidsus
Namun, Ketut juga tidak mengetahui asal drone tersebut. Sebab, drone dapat dikendalikan dari jarak jauh.
Terkait drone yang jatuh pada Rabu kemarin, Ketut mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut soal tujuan ataupun asal-usulnya. Dia hanya menekankan bahwa selama ini banyak drone melintas di area Kejagung.
“Belum. Belum ada saya dapat informasi dari teman-teman di sana. Saya jelaskan bahwa drone yang di Kejaksaan Agung itu paling sering,” ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.