JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri mengungkap penyebab stok beras dan gabah mengalami penurunan pada 2024 dibanding tahun 2023 di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel).
Tim Satgas Pangan Polri menyampaikan, penurunan stok gabah dan beras merupakan dampak dari efek fenomena iklim El-Nino dan banjir melanda wilayah Kabupaten Sidrap.
Hal ini diketahui ketika Anggota Satgas Pangan Polri, Kombes Hermawan, melakukan pengecekan ketersediaan stok dan penggilingan beras di wilayah Sulsel bersama Kementerian Pertanian RI.
“Stok beras dan gabah di penggilingan tersedia, namun tidak sebanyak tahun 2023. Hal ini disebabkan efek dari El-Nino dan situasi saat ini di Sidrap masih banjir,” kata Hermawan kepada wartawan, Kamis (30/5/2024).
Baca juga: Cek Tempat Penggilingan, Satgas Pangan Polri Pastikan Stok Beras Masih Cukup
Selain itu, Hermawan mengatakan kualitas gabah yang dihasilkan petani juga sangat rendah karena curah hujan yang cukup tinggi.
Menurut dia, harga jual di petani saat panen raya pada Maret dan April 2024 itu masih di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) Rp6.000, yaitu petani jual Rp 5.000 sampai Rp 5.700.
“Saat ini bulan Mei selesai panen raya harga kembali naik di atas HPP, dengan harga di petani Rp 6.100 sampai Rp 6.500,” tambah Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim ini.
Hermawan mengatakan, pengawasan terus dilakukan untuk menjaga keseimbangan harga beras dari hulu sampai hilir sesuai perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur
Oleh karena itu, lanjut dia, Satgas Pangan Polri juga mengecek ke penggilingan, pelaporan penyerapan gabah/beras dan ketersediaan stok beras melalui aplikasi yang ada di wilayah Kabupaten Sidrap.
“Kita harus menjaga stabilitas gabah dan beras baik di tingkat petani, penggilingan hingga di tingkat masyarakat,” ujar dia.
Hermawan mengatakan, dari hasil monitoring di Sidrap, CV. Surya Inti Pangan itu bukan mitra Bulog yang memproduksi beras merek lahap dan jeruk.
Dari hasil penelusuran, produksi beras premiumnya sekitar 60 persen dan beras medium 40 persen. Kemudian, banyak menjual hasil produksi ke Makassar, Papua, Kalimantan dan Sulawesi Utara.
Baca juga: Satgas Pangan Polri Temukan Stok Bahan Pokok di Sumsel Aman, meski Cenderung Naik Harganya
“Stok yang tersedia di gudang 800 ton pecah kulit dan 30 ton beras premium siap jual. Lalu, jual beras premium di penggilingan harga Rp 13.200 dan beras medium Rp 12.100," ujar Hermawan.
"Alat yang dimiliki saat ini berupa alat pengering 150 ton/proses 17 Jam, dan alat proses menjadi beras dengan daya tampung 80 ton proses 16 jam,” tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.