Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Kompas.com - 21/05/2024, 11:17 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan menggenjot sektor industri untuk generasi Z yang kesulitan mencari kerja.

Generasi Z yang dimaksud adalah mereka yang lahir di tahun 1997 hingga 2012.

Prabowo-Gibran disebut memberikan atensi besar untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Targetnya, yakni 19 juta lapangan pekerjaan sebagaimana janji kampanye Prabowo-Gibran.

"Penciptaan lapangan kerja formal juga termasuk program unggulan Pak Prabowo," kata Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, dikutip dari Kompas.id, Selasa (21/5/2024).

Prabowo juga diklaim akan menaruh perhatian terhadap sektor industri. Program ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi masyarakat, terutama generasi Z yang kesulitan mendapat pekerjaan.

"Kalau pemerintah mampu membuktikan keseriusan untuk memajukan industri, saya yakin investor akan masuk dan membuka lapangan kera bagi masyarakat," ujarnya.

Baca juga: Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Diketahui, lapangan pekerjaan pada sektor formal mengalami penurunan sejak tahun 2009.

Data itu merujuk hasil olahan Tim Jurnalisme Data Harian Kompas terhadap data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Februari 2009, 2014, 2019, dan 2024.

Adapun yang dimaksud pekerja sektor formal ialah mereka yang terikat perjanjian kerja dengan perusahaan berbadan hukum.

Selama periode 2009-2014, lapangan kerja sektor formal menyerap 15,6 juta orang. Angka ini menurun drastis pada periode 2014-2019, yakni sebanyak 8,5 juta orang.

Serapangan lapangan kerja sektor formal semakin mengalami penurunan pada periode 2019-2024, yakni menjadi 2 juta orang.

Rentetan penurunan angka serapan ini memperlihatkan peluang masuk kerja formal di Tanah Air kian sulit. Hal ini berlaku bagi fresh graduete atau lulusan baru.

Baca juga: PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Selain itu, hasil olahan data Tim Jurnalisme Data Harian Kompas memperlihatkan generasi Z lebih sulit mendapat pekerjaan.

Data Sakernas Agustus 2017 dan Agustus 2022 menunjukkan adanya penurunan jumlah serapan kerja dan penambahan durasi mendapatkan kerja yang dialami lulusan baru di semua jenjang pendidikan.

Jenjang tersebut mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dalam Sakernas, waktu kelulusan dan masa tunggu mendapatkan pekerjaan dihitung sejak pelaksanaan survei pada bulan Agustus hingga setahun ke belakang.

Sebagai contoh, pada periode September 2016 hingga Agustus 2017, sebanyak 5,8 juta orang yang lulus di semua jenjang pendidikan. Ada 1,2 juta orang atau 21,9 persen di antaranya diterima kerja sebagai pegawai maupun buruh di sektor formal.

Sementara jumlah lulusan selama periode September 2021 hingga Agustus 2022 naik menjadi 7,1 juta orang. Namun, dari jumlah itu, hanya 967.806 orang atau 13,6 persen di antaranya yang diterima bekerja di sektor formal.

Artinya, mereka yang lulusan tahun 2022 (generasi Z) lebih sulit mendapat kerja dibanding generasi sebelumnya, yakni generasi Y atau milenial (1981-1996).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

Nasional
Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Nasional
“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

Nasional
Perang Terhadap Judi 'Online', Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Perang Terhadap Judi "Online", Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Nasional
Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Nasional
Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com