Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bertaruh Nyawa untuk Listrik Terus Menyala

Kompas.com - 21/03/2024, 14:00 WIB
A P Sari

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim ini bernama Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB). Layaknya prajurit, pasukan kesatuan khusus yang dimiliki PLN ini berada di garis terdepan untuk memastikan listrik di masyarakat tetap menyala. 

Pekerjaannya tidaklah mudah. Risiko tinggi mengintai pekerjaan mereka. Bahkan bisa dibilang, mereka mempertaruhkan nyawa. 

Karena itu, keamanan menjadi moto wajib tim PDKB. Mereka dituntut tidak melakukan kesalahan dan kelalaian sedikit pun atau zero accident.

"Safety, safety, safety! menjadi moto wajib tim PDKB," ujar Adi Purwono, Manager PLN UP3 Cengkareng, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (18/3/2024).

Demi mengutamakan keselamatan, orang-orang terpilih ini harus menaati seluruh rangkaian aturan. Mulai dari job safety analysis (JSA), standard operating procedure (SOP), dan instruksi kerja.

Baca juga: Erick Thohir Angkat Nawal Nely Jadi Komisaris PLN

Mereka tidak boleh melakukan manuver sedikit pun di lapangan. Karena itu, kedisiplinan adalah hal yang harus dimiliki setiap anggota pasukan elite PLN tersebut.

“Tim ini dibekali pelatihan dan sertifikasi kompetensi khusus untuk melakukan pekerjaan berisiko tinggi," ungkap Adi.

Secara rutin, mereka terus berlatih untuk selalu siap bekerja dengan disiplin pada SOP pekerjaan berisiko tinggi.

Selain berkomitmen dengan SOP yang sangat ketat dan tanpa kompromi, tim ini harus memiliki jiwa pejuang dengan kondisi prima. Artinya, tidak boleh ada anggota yang menyembunyikan permasalahan. 

Mereka wajib berkomunikasi satu sama lain. Fisik yang sehat pun harus selalu dijaga dengan latihan fisik yang rutin.

Baca juga: KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

Tim PDKB PLN dituntut untuk bekerja tanpa melakukan kelalaian atau kesalahan sedikit pun.DOK. PLN Tim PDKB PLN dituntut untuk bekerja tanpa melakukan kelalaian atau kesalahan sedikit pun.

Wahyu Prabowo, Assistant Manager Jaringan PLN UP3 Cengkareng, mengatakan, tim ini sangat peting untuk memenuhi kebutuhan listrik di DKI Jakarta always on 24/7.

"Ini menjadi semangat kami dalam bekerja di lapangan," ucap Wahyu.

Dikatakan Wahyu, pekerjaan ini berisiko tinggi, karena langsung bersentuhan dengan listrik tegangan menengah. 

Untuk memastikan tim tetap aman, mereka dibekali alat pelindung diri (APD), fasilitas bekerja, dan SOP yang selalu menjadi amunisi dalam bekerja.

Sebenarnya, sambung Wahyu, tantangan bagi Tim PDKB bukan hanya rasa takut akan arus tegangan tinggi. 

Berbagai potensi bahaya yang mungkin dihadapi adalah cuaca, kelembapan udara, dan kondisi lalu lintas di sekitar lokasi.

Baca juga: KPK Usut Perkara Baru di PLN Unit Sumatera Bagian Selatan Terkait PLTU Bukit Asam

Karena itu, jika ada tanda-tanda akan turun hujan, tim akan berhenti bekerja. Begitu pun dengan lalu lintas yang terlalu ramai, akan mengganggu gelombang suara dan komunikasi.

Rupanya, di balik listrik yang selalu menyala, ada tim yang bertaruh nyawa. (Indramono Yugo/Reni Susanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com