JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis mengeklaim banyak orang takut untuk menjadi saksi sengketa perselisihan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Akibatnya, kubu Ganjar-Mahfud sulit mendapatkan saksi-saksi yang menyaksikan dan mengalami kecurangan pada Pemilu 2024 secara langsung.
"Kita punya saksi tapi banyak juga saksi yang ketakutan, tapi kan kita tentu enggak bisa mendapatkan semua saksi yang ada. Banyak yang ketakutan, tidak berani, padahal mereka menyaksikan dan mengalami," kata Todung di Posko Teuku Umar, Jakarta, Rabu (20/3/2024).
Baca juga: Yusril Tertawa Kubu Anies Kerahkan 1.000 Pengacara untuk Sengketa Pilpres, Sebut Ruangan MK Tak Muat
Todung menuding ada pihak penguasa yang membuat para saksi tersebut takut untuk hadir di sidang MK.
"Nah ini yang saya enggak ngerti takut kenapa, tapi pasti ada aura kekuasaan yang di atas begitu hebat, ada monster mungkin," kata dia.
Mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Norwegia ini juga mengungkapkan bahwa seorang kepala kepolisian daerah (kapolda) yang hendak dihadirkan jadi saksi tidak mendapat izin dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Baca juga: Tak Lolos Parlemen, PPP Bakal Ajukan Gugatan Ke MK
Namun demikian, Todung menyebut ada 30 saksi dan 10 ahli yang siap dihadirkan meski ia masih merahasiakan identitasnya.
"Saya enggak mau menyebut, tapi kita punya saksi cukup banyak, kita akan menyeleksi semuanya," ujar Todung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.