JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menyebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemungkinan memilih Partai Golkar untuk kendaraan politiknya di masa depan.
Sebab, menurut ujang, Golkar menjadi partai yang paling realistis untuk Jokowi.
"Kalau dibilang akan bergabung Golkar atau Gerindra, Golkar yang lebih realistis untuk Jokowi," kata Ujang kepada Kompas.com, Sabtu (2/3/2024).
Ada tiga alasan Jokowi akan sangat mudah mengambil alih Golkar sebagai kendaraan politiknya.
Baca juga: Rekapitulasi Nasional, Terungkap Suara PDI-P dan Golkar Tertukar di Seoul
Pertama, Ketua Umum Partai Golkar saat ini Airlangga Hartarto memiliki persoalan hukum.
"Lalu (alasan kedua) Golkar juga biasa pragmatis, ketiga golkar juga sekarang ini sedang dikendalikan Jokowi, semua manut taat pada Jokowi," ucap Ujang.
Ujang juga menyebut, Gerindra masih memiliki Prabowo Subianto yang menjadi sosok kuat sebagai pemimpin partai berlambang kepala garuda itu.
Baca juga: Isu Jokowi Gabung Golkar, Jusuf Kalla: Kalau Posisi Ketua, Minimal 5 Tahun Jadi Pengurus Dulu
Menurut Ujang, Prabowo akan membutuhkan dukungan Partai Gerindra di parlemen.
"Kita lihat seperti apa nanti, kenapa tidak di Gerindra, karena Gerindra masih ada sosok Prabowo sebagai Ketua Umum Partai gerindra sebagai back-up politik," kata dia.
"Kalau presiden tidak punya kekuatan atau tidak memegang partai, nanti akan lemah dan bisa jadi mainan orang lain," ucap dia.
Adapun Jokowi telah menjawab langsung isu soal dirinya gabung ke Partai Golkar pada Rabu (28/2/2024).
Jokowi tidak memberikan bantahan terkait isu tersebut, tetapi dia juga tidak memberikan jawaban yang tegas.
"Saya setiap hari masuk istana," ujar Jokowi di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Rabu (28/2/2024).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.