JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menjelaskan dampak perubahan iklim dunia yang mengganggu ketersediaan pangan secara global.
Salah satunya berdampak kepada ketersediaan beras secara internasional.
"Kita tahu kalau dulu banyak yang menawarkan pada kita misalnya beras, hampir semua negara produsen beras menawarkan berasnya kepada kita. Sekarang ini kita mencari beras ke negara-negara produsen, itu juga tidak gampang dan tidak mudah," ujar Jokowi saat memberikan sambutan pada Rapim TNI-Polri 2024 di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024).
Baca juga: Jokowi Minta TNI Polri Bisa Deteksi Dini hingga Perkuat Pelayanan
"Karena semuanya ini ngerem untuk tidak ekspor bahan pangannya, baik gandum maupun beras, akibat perubahan iklim, akibat perubahan cuaca dan gangguan rantai pasok," tutur dia.
Di sisi lain, lanjut Presiden, ketidakpastian ekonomi masih terjadi di seluruh dunia.
Selain itu, konflik politik dan sosial juga berdampak kepada situasi ekonomi. Sehingga, semakin banyak negara yang masuk ke dalam status resesi.
Kepala Negara menyebut saat ini Inggris dan Jepang sudah masuk ke resesi.
Negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan Jerman sudah berpotensi mengalami hal serupa.
Baca juga: Bantah Harga Beras Masih Terus Naik, Jokowi: Coba Cek ke Pasar Induk Cipinang, Pasar Johar...
"Probabilitas resesi sudah melanda negara-negara besar. Sebagai contoh Jerman sudah di angka 72 persen. Kemungkinan bisa masuk ke resesi.
Uni Eropa juga sudah di angka 60 persen, Amerika di angka 40 persen," kata Jokowi.
"Dan kita patut kita syukuri, probabilitas (resesi) Indonesia masih di angka satu setengah persen. Ini yang harus kita jaga," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.