Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras Temukan 5 Kasus Dugaan Kekerasan oleh Polisi Sepanjang Januari-Februari

Kompas.com - 19/02/2024, 21:14 WIB
Singgih Wiryono,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menyoroti serangkaian peristiwa kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian dalam kurun waktu dua bulan berjalan di tahun 2024.

Koordinator Kontras Dimas Bagus Arya mengatakan, ada lima kasus yang ditemukan pihak Kontras sepanjang Januari-Februari dengan beragam bentuk.

"Adapun lima peristiwa itu terbagi menjadi tiga kasus, yakni dua kasus salah tangkap, dua kasus salah tembak, dan satu kasus penyiksaan terhadap tahanan yang menyebabkan korban meninggal dunia," kata Dimas dalam keterangan tertulis, Senin (19/2/2024).

Baca juga: Catatan Kontras untuk Debat Perdana, Para Capres Dinilai Minim Komitmen Tuntaskan Pelanggaran HAM Berat

Dimas menyampaikan, kasus pertama yang menyebabkan korban meninggal dunia terjadi di Ketapang, Kalimantan Barat.

Korban berinisial RP ditangkap 24 Januari pukul 11 malam waktu setempat.

"Berselang satu hari setelah penangkapan, korban dikembalikan dengan keadaan sudah tidak bernyawa," tutur Dimas.

Berdasarkan kesaksian keluarga, jenazah korban penuh dengan luka memar, lebam, dan ada bekas jahitan yang terlihat seperti luka tembakan peluru.

"Di bagian kening kanan atas terdapat luka terbuka disertai lebam dan di lengan kirinya terdapat luka lebam membiru, sehingga kuat dugaan kalau korban meninggal dunia akibat tindak penyiksaan yang dilakukan oleh oknum Kepolisian Sat Reskrim Polres Ketapang," ucap Dimas.

Kasus kedua terjadi pada 30 Januari 2024 dengan korban berinisial AAP. Korban ditangkap Polres Kabupaten Gorontalo dan dituduh terlibat aksi perkelahian.

Baca juga: Kontras Minta Pemerintah Segera Tunjuk Tempat Akomodasi Pengungsi Rohingya di Aceh

Selain menjadi korban salah tangkap, korban juga mengalami luka memar yang cukup parah di area mata sebelah kiri. Kejadian ini dilaporkan oleh keluarga korban ke Polda Gorontalo.

Kasus ketiga terjadi di hari yang sama di Kendari, Sulawesi Tenggara. Mahasiswa STIE 66 Kendar terkena peluru nyasar saat anggota polisi sedang memburu bandar sabu di area SPBU daerah Baruga dekat Mako Brimob Polda Sultra.

"Keluarga korban akhirnya melaporkan peristiwa ini ke Propam Polda Sultra," kata Dimas.

Kasus keempat yaitu salah tangkap yang menimpa suami istri atas nama Subur dan Titin pada 7 Februari 2024 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Terakhir, peristiwa salah tembak di Kendari, Kecamatan Puuwatu, Sulawesi tenggara pada 11 Februari 2024.


Saat itu, tim Patroli Sabhara Polda Sultra sedang melakukan penertiban terhadap remaja yang membawa parang.

Polisi yang berada di tempat itu kemudian mengeluarkan tembakan peringatan.

"Tidak lama berselang, terdengar suara pecahan kaca di rumah FS. Setelah diperiksa oleh keluarga korban, keluarga melihat bahwa punggung korban berdarah dan segera dibawa menuju rumah sakit Bhayangkara, Kendari," ujar Dimas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com