JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah juga menilai, Presiden Jokowi berkeinginan membuat politik rekonsiliasi kembali dilakukan jika capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka resmi menang Pilpres 2024.
Menurut dia, hal itu bisa dilihat dari pertemuan Jokowi dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang digelar 4 hari usai pemungutan suara Pemilu 2024.
Diketahui, Partai Nasdem adalah parpol yang mendukung pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Usai pertemuan dengan Paloh, Jokowi juga menyatakan bahwa ia ingin menjembatani komunikasi antar semua tokoh politik.
"Pertemuan ini sebagai bentuk kekhawatiran Jokowi atas posisi kekuasaan pasca Pemilu, sekaligus Jokowi ingin membuat pemerintahan Prabowo dan Gibran senada dengan masa Jokowi yang minim oposisi," ucap Dedi saat dihubungi, Senin (19/2/2024).
Baca juga: Bertemu Surya Paloh, Jokowi: Saya Hanya Jadi Jembatan untuk Semua...
Jika Prabowo-Gibran resmi menang pilpres, politik rekonsiliasi pun berpeluang kembali terjadi.
"Tawaran berbagai peluang besar kemungkinan akan kembali diobral," ucap Dedi.
Selain itu, Dedi berpandangan pertemuan kemarin sebagai bentuk rayuan dari Jokowi kepada Surya Paloh agar menerima hasil pilpres tanpa ada perlawanan.
Menurut dia, Jokowi tentu tidak akan membiarkan anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, mendapat konflik usai pilpres.
"Jokowi tidak mungkin tidak kembali membela putranya dalam gejolak Pemilu yang baru saja usai," ucap dia.
Baca juga: PDI-P Siap Jadi Oposisi, Gerindra: Prabowo Ingin Rangkul Semua Kekuatan
Jika Nasdem mau menerima hasil pemilu tanpa perlawanan, menurut dia, tentu akan ada tawaran atau imbalan yang diberikan.
Dia menyebut imbalan itu bisa berupa pemutihan atas permusuhan atau renggangnya hubungan Jokowi dan Surya Paloh selama ini.
"Dan bukan tidak mungkin Nasdem kembali merapat ke pemrrintahan, memperkuat Prabowo, karena memang mereka tidak miliki persoalan," tambah dia.
Diketahui, pertemuan Surya Paloh dan Jokowi di Istana Negara pada Minggu (18/2/2024) malam digelar di Istana, Jakarta.
Presiden Joko Widodo mengaku hanya bertindak sebagai penghubung atau jembatan untuk semua hal.