Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara PDI-P Beda dari Ganjar-Mahfud Hasil "Exit Poll", Hasto: Anomali

Kompas.com - 15/02/2024, 08:31 WIB
Irfan Kamil,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto menilai, ada anomali atau keadaan yang menyimpang dalam hasil hitung cepat atau quick count Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Hal ini disampaikan Hasto menyikapi keunggulan suara PDI-P yang berbeda dari suara calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang diusung, yaitu Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Menurut Hasto, perbedaan suara ini juga terlihat di lumbung suara partai berlambang banteng moncong putih itu.

"Termasuk di kandang-kadang PDI-P, menunjukkan yang bersifat anomali," kata Hasto dalam konferensi pers di Kantor DPP PDI-P, Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/2/2024) malam.

Baca juga: Analisis Exit Poll Litbang Kompas: 53,5 Persen Pemilih Jokowi di 2019 Kini Pilih Prabowo-Gibran

PDI-P pun mengusulkan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk membentuk tim khusus dalam menginvestigasi Pemilu 2024.

Adapun hasil hitung cepat sejumlah lembaga memperlihatkan capres-cawapres nomor 2, yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, unggul sementara.

Hasto mengungkapkan, DPP PDI-P telah mencermati kemungkinan desain kecurangan pemilu mulai dari hulu sampai ke hilir. Dia berpandangan, suara rakyat adalah suara kebenaran yang harus diperjuangkan.

Oleh sebab itu, menurut Hasto, seluruh struktur PDI-P bersama koalisi partai politik pendukung Ganjar-Mahfud terus mengumpulkan fakta kecurangan yang ada di lapangan.

Baca juga: Merespons Hasil Quick Count Sementara: Prabowo Optimis Menang, Anies dan Ganjar Belum Menyerah

“Begitu banyak juga disuarakan oleh kelompok-kelompok pro-demokrasi karena baru kali ini pasca-reformasi pemilu diwarnai gerakan civil society, diikuti oleh gerakan dari perguruan tinggi, dari para guru besar secara luar biasa,” ujar Hasto.

“Artinya, memang ada suatu persoalan yang sangat fundamental yang berkaitan dengan legitimasi pemilu, baik itu proses maupun dari hasil pemilu itu sendiri,” kata dia.

Sebagaimana contoh, hitung cepat atau quick count Litbang Kompas dengan data yang masuk mencapai 88,45 persen pada Rabu (14/2/2024) pukul 21.21 WIB, pasangan Prabowo-Gibran mendapatkan 58,73 persen suara.

Sementara itu, pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapatkan 25,10 persen. Adapun pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh 16,17 persen.

Kemudian, quick count Litbang Kompas untuk Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 memperlihatkan PDI-P teratas dengan perolehan 17,28 persen, walau posisi data yang masuk masih 60,90 persen.

Adapun sampel yang digunakan untuk hitung cepat Litbang Kompas diambil dari 2.000 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di 38 provinsi. Kemudian, margin of error lebih kurang 1 persen, dengan tingkat kepercayaan 99 persen.

Baca juga: Quick Count Litbang Kompas Data Masuk 60,8 Persen: PDI-P, Golkar, Gerindra Memimpin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com