Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta KPU Antisipasi Kekurangan Surat Suara

Kompas.com - 13/02/2024, 09:06 WIB
Ardito Ramadhan,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengantisipasi kericuhan yang dapat terjadi di tempat pemungutan suara (TPS) akibat kurangnya surat suara.

"Soal kertas suara, saya sih berharap cadangan itu cukup, tetapi saya minta kepada KPU supaya mengantisipasi hal ini," kata Ma'ruf di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (12/2/2024).

Ma'ruf berpendapat, KPU mesti menyiapkan pasokan surat suara yang lebih banyak di daerah-daerah yang berpotensi mengalami lonjakan jumlah pemilih.

Baca juga: 5 Jenis Surat Suara Pemilu 2024: Perlu Diperiksa, Bisa Minta Ganti jika Rusak

Ia mencontohkan, surat suara di DKI Jakarta sebaiknya tidak hanya ditambah 2 persen demi mengantisipasi banyaknya pemilih yang datang di hari pemungutan suara.

"Selain dari 2 persen yang sudah ada untuk daerah-daerah tertentu mungkin disiapkan lebih besar lagi supaya nanti jangan terjadi kekurangan surat suara," kata Ma'ruf.

Dikutip dari Kompas.id, hasil jajak pendapat Litbang Kompas pada 29 Januari-2 Februari 2024 menunjukkan bahwa 96,4 responden menyatakan akan menggunakan hak pilihnya pada Rabu (14/2/2024) besok.

Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengatakan, tingginya animo masyarakat menyimpan potensi kerawanan tersendiri.

Berkaca pada pemilu lebih awal (early voting) di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu, animo masyarakat untuk memilih juga sangat tinggi.

Baca juga: Viral Video Pemilih di Arab Saudi Mengaku Surat Suara Tercoblos, Bawaslu Buka Suara

Berdasarkan data sementara Daftar Pemilih Khusus (DPK) atau pemilih yang menggunakan dokumen KTP elektronik dan surat keterangan, jumlahnya lebih dari 50 persen dari DPT.

”Ketersediaan surat suara harus diperhatikan di sini. Karena cadangan surat suara itu hanya 2 persen dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS tersebut,” ujar Bagja, Minggu (11/2/2024).

Bagja menyebut bahwa tingginya angka DPK itu juga menunjukkan pemutakhiran data pemilih yang dilakukan oleh KPU tidak benar dan tidak baik. Kemungkinan besar ada masalah di balik tahapan pemutakhiran data pemilih itu.

Namun, hal itu bukan semata tugas KPU, melainkan juga Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.

”Ada tugas dari pemerintah juga yang memastikan data penduduk, warga negara Indonesia di dalam dan di luar negeri. Seperti mereka yang berpindah domisili,” kata Bagja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com