JAKARTA, KOMPAS.com- Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menghadiri kampanye akbar pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (3/2/2024).
Pantauan Kompas.com, Ahok meriung bersama para elite partai politik pengusung Ganjar-Mahfud di Tribun VIP Barat Stadion Utama GBK.
Ahok yang mengenakan kemeja dan celana hitam itu tampak menyalami sejumlah tokoh seperti Ketua DPR Puan Maharani, Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Kehadiran sosok Ahok lantas membuat heboh hadirin yang meneriakkan nama mantan komisaris utama PT Pertamina (Persero)
"Ahok, Ahok," kata hadirin sambil mengambil gambar Ahok.
Baca juga: Ganjar Langsung Ajak Ahok Kampanye Akbar di GBK
Ahok pun membalas sapaan tersebut dengan mengacungkan salam metal atau tiga jari yang merupakan simbol Ganjar-Mahfud dan PDI Perjuangan.
Tak lama setelah itu, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekanroputri dan calon wakil presiden Mahfud MD juga hadir di tribun VIP Barat dan ikut mengacungkan tiga jari.
Diketahui, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mundur dari jabatan sebagai Komisaris Utama PT Pertamina, salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal itu ia sampaikan melalui media sosial X @basuki_btp.
Alasan Ahok mundur dari Komut Pertamina karena mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Unggahan ini merupakan bukti tanda terima Surat Pengunduran Diri saya sebagai Komisaris utama PT. Pertamina (Persero) yang saya serahkan hari ini, 2 Februari 2024," tulis Ahok.
Baca juga: Jalan Kaki ke GBK, Massa PDI-P: Ganjar-Mahfud Menang! Yang Lain Sorry Ye
Dalam unggahan itu, Ahok juga mengatakan bahwa ia akan mendukung dan juga mengampanyekan calon presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Hal ini ia tegaskan agar tidak ada kebingungan di masyarakat terkait arah politik dirinya.
"Karena tanggung jawab untuk tidak menggunakan fasilitas negara, tanggung jawab untuk mengedepankan totalitas sebagai pemimpin dari rakyat dan kemudian diikuti pergerakan dari perguruan tinggi yang mendorong agar demokrasi dari kedaulatan rakyat ini bisa diselamatkan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.