Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aprilianto Satria Pratama
Kepala Divisi Politik dan Otonomi Daerah Swasaba Research Initiative

Peneliti | Political Enthusiast | Kolumnis

Makanan sebagai Alat Politik

Kompas.com - 02/02/2024, 12:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SELAIN secara fisika, kimia dan biologi, makanan adalah suatu benda/kelompok benda yang sebenarnya juga bisa dilihat dari sudut pandang yang tidak biasa: alat politik.

Politik, merujuk pada seringkas-ringkasnya definisi, adalah segala upaya yang perlu dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk mencapai, mempertahankan atau bahkan memperluas kekuasaan.

Melihat makanan sebagai alat politik, dengan demikian merupakan cara untuk melihat keterkaitan antara makanan dan kekuasaan.

Tulisan ini berupaya melakukan elaborasi atas fungsi-fungsi politik dalam makanan sebagaimana disampaikan tersebut.

Untuk mempermudah, pendalaman akan dilakukan dengan memisahkan eksplanasi ke dalam setidak-tidaknya 3 (tiga) ranah di mana unsur-unsur politik biasa ditemukan, yaitu di masyarakat, intermediari, dan negara.

Politik makanan di ranah masyarakat

Di ranah ini, setidak-tidaknya, fungsi politis makanan bisa terbagi menjadi tiga. Pertama, makanan ternyata memiliki fungsi sebagai penegas tingkat ekonomi masyarakat.

Makanan yang dijual di restoran-restoran mahal, misalnya, yang dari namanya saja biasanya sudah eksklusif, tentu saja hanya mungkin dijangkau oleh sekelompok/segelintir orang dengan kemampuan finansial memadai.

Sebaliknya, makanan rakyat yang mudah dijumpai di angkringan, pecel lele atau warteg akan bisa dijangkau oleh lebih banyak masyarakat karena tidak mempersyaratkan kemampuan keuangan tertentu.

Kedua, makanan sebagai alat untuk menunjukkan suatu preferensi kelompok tertentu. Atau dengan kata lain, makanan dalam hal ini berfungsi sebagai representasi dari suatu value/keyakinan yang dimiliki oleh komunitas terbatas.

Sayur lodeh tujuh warna misalnya, adalah makanan yang masih dipercaya, setidaknya oleh sekelompok kecil masyarakat di Bantul, Yogyakarta, sebagai penolak bala.

Ketiga, makanan juga berfungsi untuk menunjukkan kekhasan sekaligus kekuatan karakter suatu komunitas di dalam masyarakat sebagai modal bargain politik.

Bakso Wonogiri, tahu sumedang dan lunpia Semarang adalah beberapa contohnya. Biasanya, semakin “endemik” makanannya, akan semakin tinggi pula nilai politiknya.

Seorang kepala daerah di Palembang/Sumatera Selatan, sebagai contoh, tentu tidak akan tinggal diam apabila suatu kelompok dari daerah nan jauh di sana tiba-tiba melakukan klaim atas kepemilikan empek-empek.

Indikator kasta ekonomi, representasi value dan modal tawar menawar yang diproduksi oleh makanan sebagaimana disampaikan tersebut adalah topik-topik yang demikian inheren dengan kekuasaan.

Ketiganya menunjukkan tingginya keterkaitan dan keterikatan masyarakat terhadap sistem politik. Kasta ekonomi memberi konfirmasi atas sistem politik Indonesia yang masih plutokratik.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com