Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentil Gibran, Cak Imin: Kita Debat Pilpres Bukan Tebak-Tebakan, Levelnya Policy dan Ada Etika

Kompas.com - 21/01/2024, 21:57 WIB
Syakirun Ni'am,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menyentil cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka agar menggunakan etika dalam debat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pernyataan itu Muhaimin sampaikan ketika ia merespons pertanyaan Gibran yang kembali menggunakan istilah sulit.

Mulanya, Gibran menyebut pasangan calon nomor urut satu kerap mengaungkan Baterai litium besi fosfat atau LFP (Lithium Ferro Fosfat).

"Paslon nomor satu dan tim suksesnya ini sering menggaungkan LFP, Lithium Ferro Fosfat. Saya enggak tahu ini paslon nomor satu ini anti-nikel atau atau gimana mohon dijelaskan," kata Gibran di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024).

Baca juga: Gibran Tuding Cak Imin Dapat Contekan dari Thomas Lembong untuk Ditanyakan Saat Debat Cawapres

Moderator lantas menanyakan apakah Gibran akan menggunakan sisa waktunya. Namun, putra sulung Presiden Joko Widodo itu mengatakan akan menggunakan waktunya jika memang Muhaimin membutuhkan penjelasan.

"Masih ada waktu Pak Gibran apakah akan digunakan?"

"Akan saya gunakan apabila pertanyaannya belum jelas. Bagaimana Gus? Saya jelaskan juga enggak apa-apa," jawab Gibran.

"Singkatan dan terminologi mohon dijelaskan," kata moderator menimpali Gibran.

"LFP Lithium Ferro Fosfat. Tadi sudah saya jelaskan. Itu sering digaungkan Pak Tom Lembong (anggota timses Muhaimin)," tegas Gibran dengan nada yang meninggi.

Baca juga: Gibran: Gus Muhaimin Lucu, Tanya Masalah Lingkungan, tapi Pakai Botol Plastik

Muhaimin lantas menyahut dan memulai jawabannya dengan berterima kasih kepada Gibran.

Ketua Umum PKB itu mengingatkan bahwa di dalam semua hal terdapat etikanya termasuk dalam debat dan diskusi yang digelar KPU.

"Terima kasih. Tenang Pak Gibran. Semua ada etikanya, termasuk kita diskusi di sini bukan tebak tebakan definisi, tebak tebakan singkatan. Kita levelnya adalah policy dan kebijakan," ujar Muhaimin.

Menurut Muhaimin, pada prinsipnya penggunaan teknologi kembali kepada etika lingkungan.

Kebijakan apapun mengenai produksi dan eksplorasi sumber daya alam harus berdasar pada etika lingkungan.

"Komitmen kita intinya adalah keseimbangan antara meletakkan manusia dan alam. Keseimbangan ini tidak bisa ditawar-tawar," tutur Muhaimin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com