Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Pemimpin Harusnya Mengayomi Rakyat, Bukan Diam-diam Turunkan Aparat

Kompas.com - 21/01/2024, 13:18 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa seorang pemimpin harus mengayomi rakyatnya, bukan malah menerjunkan aparat untuk mengintimidasi rakyat.

Hal ini disampaikan Megawati saat berorasi dalam kampanye terbuka calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo di Lapangan Tegallega, Bandung, Minggu (21/1/2024).

"Saya ingin mengatakan kebenaran kepada rakyat Indonesia bahwa seorang pemimpin itu harusnya mengayomi seluruh rakyatnya di mana pun mereka berada. Tidak seperti begini, menurunkan secara diam-diam aparat, betul apa tidak? Menurunkan yang namanya polisi, betul apa tidak?" kata Megawati.

Baca juga: Sindir Paslon yang Bagi-bagi Bahan Pokok, Megawati: Duitnya dari Mana?

Megawati mengaku heran karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) banyak memasang spanduk seruan agar pemilu berjalan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Namun, di sisi lain, ia menyebut masih ada praktik intimidasi, termasuk kasus pengeroyokan oleh anggota TNI terhadap relawan pendukung Ganjar di Boyolali, Jawa Tengah.

"Tentara sampai mukulin rakyatnya, siapa dia? Dia itu adalah abdi negara. Apa arti abdi negara? Dia harus membantu rakyatnya karana dia pun dijadikan oleh rakyat," ujar Megawati.


Presiden kelima Republik Indonesia ini menegaskan, tentara dididik untuk membela rakyat dan melindungi negara dari serangan musuh, bukan malah menyakiti masyatakat.

Baca juga: Megawati Joget Bareng Slank di Kampanye Ganjar-Mahfud

Megawati pun menyerukan agar aparat di tingkat bawah tidak takut apabila mendapatkan intimidasi.

"Masa sekarang baru jadi polisi, baru jadi tentara, baru jadi aparat, sudah mulai mengintimidasi rakyatnya? Betul apa tidak? Kepala desa jangan takut, RT jangan takut, karena kamu semua dibayar oleh rakyat Indonesia," ujar Megawati.

"Berani apa tidak kalian? Kalau ada yang diintimidasi, lapor, lapor, lapor, dan lapor kepada pemimpin presiden kamu, lapor kepada presiden kamu! Berani apa tidak? Jangan bohong lho," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com