Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umpatan Prabowo Saat Kampanye Pilpres, Pakar: Terbawa Suasana

Kompas.com - 12/01/2024, 11:43 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan kontroversial yang dilontarkan calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto, dalam kampanye terbuka di hadapan para pendukungnya, dinilai muncul akibat faktor psikologis dan terbawa suasana usai debat ketiga Pilpres 2024.

"Kalau orang kampanye di hadapan pendukung sendiri, biasanya aura-aura menyemangati, memprovokasi itu biasanya otomatis mudah keluar, karena di depan pendukung," kata pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Prof. Hamdi Muluk, saat dihubungi pada Jumat (12/1/2024).

Hamdi mencontohkan, ketika seorang politikus berbicara di depan khalayak dari beragam latar belakang, biasanya dia akan menata pernyataan yang disampaikan buat mengantisipasi respons beragam dari setiap individu yang hadir.

Sedangkan jika seorang politikus itu berada di lingkungan pergaulan yang sudah dikenal dekat dan memahami gaya komunikasinya, maka cara penyampaian pesannya akan berbeda.

Baca juga: Prabowo: Saya dari Dulu Tidak Percaya dengan Kapitalisme Neoliberal

"Karena namanya ngumpulin orang di stadion, rata-rata yang datang pengikut sendiri, itu secara bawah sadar itu lebih mudah muncul pernyataan itu," ujar Hamdi.

"Kalau audiensnya beragam lebih ditata bahasanya," sambung Hamdi.

Di sisi lain, Hamdi menyoroti sikap Prabowo itu sebagai salah satu kelemahan dalam kampanye.

Sebab, menurut dia, jika Prabowo bisa menjawab pernyataan para rivalnya, yakni capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, dalam ajang debat maka hasilnya akan berdampak positif.

Baca juga: Bahas soal Kesetiaan, Prabowo: Manusia Dikasih Kebaikan, Dibalas Kedengkian

"Ini kan masih terlihat emosional. Itu bisa jadi dia (Prabowo) juga kesal," ucap Hamdi.

"Seharusnya waktu debat Pak Prabowo jelaskan saja soal apa itu HGU terkait kepemilikan lahannya. Karena masyarakat awam juga buta soal HGU. Paling makan waktu 10-20 detik saja menjelaskan itu di dalam debat, dan itu bisa elegan kan," papar Hamdi.


Sebelumnya diberitakan, dalam beberapa kali kesempatan kampanye terbuka, terutama selepas menjalani debat Pilpres 2024, Prabowo yang masih menjabat Menteri Pertahanan itu beberapa melontarkan pernyataan kontroversial.

Misalnya pernyataan Prabowo selepas debat perdana Pilpres 2024 pada 12 Desembar 2023.

Dalam debat itu capres nomor urut 1 Anies Baswedan sempat melontarkan pertanyaan tentang perasaan Prabowo yang bisa berpasangan dengan Gibran dengan landasan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat batas usia capres-cawapres yang kontroversial dan melanggar kode etik.

Baca juga: Anies Beri Nilai 11 dari 100, Prabowo: Emangnya Lo Siape?

Apalagi pengambil keputusannya yakni Hakim Konstitusi Anwar Usman, yang juga merupakan paman Gibran sekaligus adik ipar Presiden Joko Widodo, dinyatakan melakukan pelanggaran etik berat terkait keputusan itu.

Prabowo kemudian, tanpa menyebut nama, memberikan tanggapan atas pertanyaan Anies dalam debat pertama Pilpres dalam sebuah forum internal Partai Gerindra. Peristiwa yang direkam itu kemudian beredar di media sosial.

Halaman:


Terkini Lainnya

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com