Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anies Pertama Kali Lihat Ketimpangan Nyata di Kalimantan Timur

Kompas.com - 11/01/2024, 12:31 WIB
Singgih Wiryono,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menyebut pertama kali melihat ketimpangan secara nyata saat berkunjung kali pertama ke Kalimantan Timur pada tahun 1994.

Hal itu disampaikan Anies saat berkampanye bertemu para tokoh agama di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (11/1/2024).

Ia menceritakan, pada 1994 ia menginisiasi program pelatihan anak muda terkait ekonomi se Kalimantan Timur di Tenggarong.

Baca juga: Kunjungi Pasar Segiri Samarinda, Anies Paparkan Program Bansos Plus dan Janji Stabilkan Harga Pangan

Saat itu, ia melihat ketimpangan yang terjadi, karena belum banyak jembatan yang menghubungkan wilayah Kalimantan yang didominasi banyak sungai.

"Waktu itu ke Tenggarong belum ada jembatan. Tahun 94 pesertanya dari seluruh Kaltim yang saya waktu itu kagum karena ukurannya luar biasa besar. Di situ saya menyaksikan pertama kali apa itu ketimpangan secara nyata," kata Anies dalam keterangan tertulis, Kamis.

"Sebagian peserta pelatihan itu masih berkegiatan ekonomi barter dan masih bertanya apa itu konsep uang. Pertanyaan mengapa sih kelompok ini bisa makmur, kenapa kelompok ini bisa lebih kaya, dan kenapa kami tidak bisa makmur," lanjutnya.

Baca juga: Saat JK Turun Gunung Kampanyekan Anies-Muhaimin, Langsung Sindir Prabowo hingga Jokowi

Ia menyebut, pelatihan itu kemudian menugaskan para mahasiswa menyusun permainan untuk menjelaskan arti peredaran uang.

Sehingga, sistem barter berangsur diubah dengan sistem uang sebagai alat pembayaran.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyinggung soal anak-anak di pinggiran Sungai Mahakam yang terkena penyakit kulit.

Ia juga menyinggung soal proyek tambang yang merusak bukit-bukti di Kalimantan.

"Sambil duduk ngobrol dari jauh itu saya lihat ada seperti bukit yang saya tidak tau apa. Nanti tunggu sampai dekat, bukit bisa bergerak. Kalau di Jawa bukit tidak bergerak, rupanya itu batu bara itu batu bara, liat itu bukit bergerak, Masya Allah," tambahnya.

Baca juga: KPU Akui Perempuan yang Teriaki Anies Bacot Masuk Arena Debat Pakai Undangan KPU

Menurut Anies, pengalaman unik yang dirasakannya itu termasuk dalam sebuah ketimpangan.

Bagaimana anak-anak muda saat itu belajar tentang apa itu ekonomi yang tertinggal, anak-anak dengan kulit yang tidak sehat, serta kekayaan alam yang terlewat di depan mata.

"Luar biasa. Itu adalah pengalaman pertama kami tentang apa itu ketimpangan, dan bagaimana ketimpangan itu nyata," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin Jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin Jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com