Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NASIONAL] Cak Imin Disebut Didukung Keluarga Besar NU | Polemik Penundaan Pembelian Jet Mirage 2000-5

Kompas.com - 08/01/2024, 05:00 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Berita seputar calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 2 Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan sengkarut penundaan pembelian jet tempur Mirage 2000-5 bekas Angkatan Udara Qatar menjadi sorotan pada Minggu (7/1/2024).

Kemarin Cak Imin dilaporkan bakal menghadiri deklarasi dukungan politik dari Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (NU).

Akan tetapi, sampai saat ini Pengurus Besar NU (PBNU) menyatakan netral dalam Pemilu dan Pilpres 2024.

Baca juga: Prabowo Sebut Kaget Cak Imin Bilang Enggak Perang, tapi Kenapa Beli Alat Perang

1. Cak Imin Terima Dukungan Deklarasi Keluarga Besar NU

Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar tercatat akan menghadiri tiga agenda di Jakarta sebelum menemani Anies untuk debat capres pada Minggu (7/1/2024).

Pria yang karib siapa Cak Imin itu bakal menghadiri rapat Konsolidasi Rumah Amin dan Penyerahan Mandat Dukungan di Al-Jazeera Restourant & Hall Polonia, Jakarta Timur pukul 11.00 WIB.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga dijadwalkan akan menghadiri Deklarasi Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (NU) di Hotel Acacia, Jakarta Pusat pada pukul 14.00 WIB.

Terakhir, Muhaimin juga akan bertemu anak muda dalam acara “Slepet Imin” di Balai Sarwono, Joglo Kemang, Jakarta Selatan pukul 15.00 WIB.

Baca juga: Makan Malam di Sego Sambel Mak Yeye, Cak Imin Janji Berdayakan UMKM jika Menang Pilpres

 

2. Polemik penundaan pembelian jet Mirage 2000-5

Jet tempur Mirage 2000-5 milik Angkatan Udara Kerajaan Qatar.(avionslegendaires) Jet tempur Mirage 2000-5 milik Angkatan Udara Kerajaan Qatar.

Pemerintah memutuskan untuk menunda pembelian 12 unit jet tempur Dassault Mirage 2000-5 dari Qatar. Juru Bicara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Dahnil Anzar mengatakan, penundaan itu dilakukan karena keterbatasan fiskal.

“Karena ada keterbatasan fiskal, maka rencana pembelian pesawat Mirage 2000-5 tersebut ditunda,” kata Dahnil dalam keterangannya, Kamis (4/1/2024).

Analis militer dan pertahanan dari Semar Sentinel, Alman Helvas Ali memiliki pandangan berbeda.

Ia menyebut, teknologi pesawat tempur Mirage 2000-5 tidak cocok dijadikan transisi menuju Rafale.

Baca juga: Penundaan Pembelian Jet Tempur Mirage 2000-5, Dinilai Bentuk dari Ketidakcermatan Perencanaan

Alman mengatakan, dilihat dari sisi generasi dan teknologi, tidak ada kesamaan antara kedua jet tempur tersebut.

“Mirage 2000-5 adalah pesawat tempur generasi 4. Sementara Rafale adalah pesawat tempur generasi 4.5. Tidak ada technology similarity antar kedua pesawat,” kata Alman kepada Kompas.com, 23 Juni 2023.

Pengamat militer dan pertahanan dari Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas menilai, keputusan pemerintah menunda pembelian Mirage 2000-5 memperlihatkan ketidakcermatan dalam perencanaan program pemutakhiran alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU.

"Pembatalan ini bagi saya menunjukkan adanya ketidakcermatan dalam perencanaan proses pengadaan atau akuisisi alutsista kita," kata Anton dalam program Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, pada Kamis (4/1/2024).

Baca juga: Keterbatasan Fiskal, Pembelian 12 Pesawat Tempur Mirage 2000-5 dari Qatar Ditunda

Menurut Anton, mestinya saat pemerintah sudah memperhitungkan seluruh aspek baik dari kebutuhan pengguna (TNI AU), manajemen risiko, serta kesiapan anggaran.

"Namanya dokumen perencanaan itu harus sudah memitigasi. Kita itu ada namanya aspek GRC: Governance, risk, and compliance. Jadi dalam perencanaan kita harus memenuhi tiga ini," ujar Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com