PALEMBANG, KOMPAS.com - Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid menilai bahwa bonus demografi tidak akan berdampak positif di Indonesia jika tidak diiringi lapangan pekerjaan bagi anak muda.
Hal ini disampaikan Arsjad saat berbincang dengan Tim Pemenangan Muda (TPM) Ganjar-Mahfud di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (5/1/2024).
"Bonus demografi, bonus demografi, bonus demografi. Tahu enggak? Bonus demografi itu akan menjadi malapetaka. Malapetaka bilamana kita tidak bisa melakukan sesuatu," kata Arsjad di hadapan anak-anak muda Kota Palembang.
"Yang bisa dilakukan generasi muda apa? Bayangin kalau enggak ada lapangan pekerjaan, bukannya bonus, tapi malapetaka," ujarnya lagi.
Baca juga: Bonus Demografi, Potensi yang Diabaikan
Tak hanya itu, Arsjad juga menyebut bahwa ketika lapangan pekerjaan sudah ada, tetapi anak muda tidak memiliki kemampuan maka hal tersebut sama saja.
Menurutnya, anak muda disebut tetap susah mencari pekerjaan karena tidak sesuai kemampuan.
"Walaupun ada lapangan pekerjaannya tapi skill-nya enggak cocok, enggak, malah malapetaka juga," kata Arsjad.
Oleh sebab itu, Arsjad mengatakan, saat ini masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan menuju Indonesia unggul 2045.
Baca juga: Jelang Debat Kedua Capres, Ganjar Akui Dapat Masukan dari TPN
Menurutnya, pekerjaan rumah itu harus diselesaikan oleh pemerintah sebagai pengelola negara.
"(Karena) pemimpin masa depannya, adik-adik semua di sini. Kita hanya menyiapkan. Nah, di sinilah untuk disiapkan, kita ingin dengar adik-adik semua, masukan dari adik adik, apa sih yang jadi keresahan," ujar Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) non-aktif ini.
Perlu diketahui, dalam istilah demografi, juga dikenal bonus demografi yang menggambar usia produktif masyarakat suatu negara.
Bonus demografi adalah peluang yang bisa dinikmati suatu negara karena besarnya jumlah penduduk usia produktif yakni rentan usia 18 sampai 64 tahun. Artinya, semakin banyak tenaga kerja yang bisa terpakai.
Semakin besar bonus demografi, semakin besar pula suatu negara bisa memacu pertumbuhan ekonominya. Demografi adalah data statistik yang berperan sangat vital dalam keputusan pemerintah.
Baca juga: Kepala BKKBN: Bonus Demografi 2035-2045 Harus Dikapitalisasi, Stunting Diturunkan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berharap Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi untuk melompat menjadi negara maju.
"Kita berharap di tahun 2030 kita akan mendapatkan bonus demografi," kata Jokowi saat melakukan groundbreaking pembangunan kampus 2 Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah pada 3 Januari 2024.
Menurut Jokowi, dalam peradaban sebuah negara hanya akan mendapatkan bonus demografi satu kali.
"Dalam peradaban sebuah negara hanya sekali kita peroleh dan biasanya sebuah negara kalau dapat bonus demografi itu bisa melompatkan negara menjadi negara maju," ujar Jokowi.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Transformasi Kesehatan agar Bonus Demografi Optimal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.