Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis Penyebab Tabrakan Kereta di Bandung, KNKT Gali Keterangan Saksi

Kompas.com - 05/01/2024, 16:38 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mulai mengusut penyebab kecelakaan antara Kereta Api (KA) Turangga relasi Surabaya-Bandung dan KA Lokal Bandung Raya di petak Stasiun Cicalengka-Haurpugur, Jumat (5/1/2024) pagi.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyebut, pihaknya tengah mengusut penyebab kecelakaan dengan mengumpulkan sejumlah fakta serta mengambil keterangan saksi.

"Kami sedang melakukan pengumpulan data dan informasi faktual, termasuk keterangan para saksi sambil menunggu hasil investigasi dari teman-teman investigator di lapangan,” kata Soerjanto dalam keterangannya, Jumat (5/1/2024).

Baca juga: Investigasi Penyebab Kecelakaan KA Turangga, KNKT: Kami sedang Melakukan Pengumpulan Data

Selain itu, KNKT melakukan analisis dan koordinasi dengan pihak lainnya terkait setiap faktor penyebab kecelakaan.

Namun, Soerjanto menyebut KNKT belum bisa memberikan keterangan terkait penyebab terjadinya kecelakaan lantaran hal itu masih didalami.

“Kami akan melakukan analisis menyeluruh terhadap faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian kecelakaan, serta melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait," kata Soerjanto.

Adapun KNKT juga telah mengirim tim investigasi ke tempat kejadian perkara yang terdiri dari Gusnaedi Rachmanas (IIC), Aditya W.S Yudishtira dan Yogi Arisandi (Anggota), Agus Marson (Tenaga Ahli).

Kegiatan investigasi akan dilakukan KNKT selama empat hari, terhitung mulai tanggal 5-8 Januari 2024.

Baca juga: KNKT Bentuk Tim Investigasi Terkait Kecelakaan KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya

Dalam kesempatan ini, Soerjanto turut menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban dan berharap agar para korban yang terluka segera pulih dengan cepat.

Dia pun memastikan, selama proses penyelidikan, KNKT akan memberikan pembaruan secara berkala kepada masyarakat.

“KNKT akan bekerja keras untuk memastikan bahwa hasil penyelidikan dapat memberikan pencerahan yang memadai dan tindakan yang tepat untuk meningkatkan keselamatan transportasi kereta api di Indonesia,” tulis dia.

KA Turangga relasi Surabaya-Bandung bertabrakan dengan KA Lokal Bandung Raya di petak Stasiun Cicelengka-Haurpugur, Jumat pukul 06.30 WIB tadi.

Kecelakaan nahas ini mengakibatkan empat orang pegawai PT KAI meninggal dunia.


Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Ayep Hanapi menyebutkan, korban tewas merupakan pegawai PT KAI yang terdiri dari masinis, asisten masinis, pramugara, dan sekuriti.

"Betul yang meninggal dunia empat orang pegawai KAI," katanya saat dihubungi Kompas.com.

Dia menyebutkan, untuk semua penumpang kedua tersebut dinyatakan selamat, tetapi ada yang mengalami luka.

Korban luka sudah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.

"Korban luka di evakuasi ke rumah sakit terdekat. Rinciannya RSUD Cicalengka 18 orang, RS Edelweis 2 orang dan RS AMC 2 orang," ucap Ayep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com