JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akan menggencarkan vaksinasi polio di daerah-daerah kasus dan daerah dengan risiko penularan tinggi lumpuh layuh tahun ini.
Hal ini menyusul masih adanya kasus polio di dalam negeri. Terbaru, anak berusia 6 tahun di Klaten, Jawa Tengah positif polio setelah pulau dari Sampang, Madura, Jawa Timur.
Kasus lainnya terjadi di wilayah Pamekasan, Jawa Timur.
Baca juga: Kasus Polio Muncul Lagi, Kemenkes Minta Warga Tidak BAB Sembarangan
Budi menyampaikan, sub pekan imunisasi nasional polio di Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini dilakukan setelah Kemenkes menggencarkan imunisasi di berbagai daerah.
Demikian juga di Aceh pada tahun 2022 ketika kasus polio ditemukan di wilayah tersebut.
"Sudah kita lakukan sama yang di Aceh, sama yang di Sumatera, kita akan kejar. Jadi kita akan tambah vaksinasi polio di daerah-daerah itu," kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (5/1/2024).
Budi tidak memungkiri, keberadaan virus polio di Indonesia terjadi karena kurangnya vaksinasi di masa pandemi Covid-19.
Saat itu, seluruh negara berfokus pada penanganan pandemi dan pengadaan vaksin Covid-19.
Baca juga: Ada Lagi KLB Polio, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Padahal, Indonesia telah mendapatkan sertifikat eradikasi atau bebas polio sejak tahun 2014. Eradikasi ini ditetapkan mengingat dunia akan mendeklarasikan bebas polio pada tahun 2026.
"Makanya polio ini kita lihat beberapa tumbuh akibat karena vaksinasinya pada saat Covid-19 itu kurang, jadi terlihat dampaknya," ucap Budi.
Dikutip dari Kompas.id, rencana sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) ini dilakukan sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri Kesehatan Nomor 1051 Tahun 2023 yang diterbitkan pada 29 Desember 2023.
Sub-PIN Polio ini rencananya dilakukan dengan memberikan vaksin oral nOPV2 ke seluruh sasaran anak usia 0-7 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.
Sub-PIN Polio dilakukan dua putaran dengan putaran pertama pada 15 Januari 2024 dan putaran kedua pada 19 Februari 2024.
Ketua Tim Kerja Imunisasi Tambahan dan Khusus Kementerian Kesehatan Gertrudis Tandy menyebut, Sub-PIN untuk penanganan KLB Polio dilaksanakan dalam dua putaran dengan jarak minimal antarputaran selama satu bulan.
Dalam pelaksanaan tersebut, telah ditargetkan minimal 95 persen cakupan imunisasi tercapai untuk masing-masing putaran.
Adapun sasaran Sub-PIN adalah semua anak usia 0-7 tahun, termasuk para pendatang serta anak yang sebelumnya sudah mendapatkan imunisasi.
“Jika berdasarkan kajian epidemiologi masih ditemukan risiko penularan, Sub-PIN putaran berikutnya bisa dilakukan. Lokasi pelaksanaan imunisasi pun dapat diperluas sesuai dengan perkembangan situasi dan kajian epidemiologi,” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.