Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timnas Anies-Muhaimin Kritik KPU Terkait Teknis Debat Capres yang Tak Konsisten

Kompas.com - 01/01/2024, 20:38 WIB
Singgih Wiryono,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Asisten Pelatih Tim Nasional (Timnas) Anies-Muhaimin, Jazilul Fawaid mengkritik teknis debat calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI yang dinilai selalu berubah-ubah.

KPU dinilai tak konsisten, pertama terkait panggung debat yang digelar di KPU RI yang tak ada podium dan tempatnya sangat panas.

"Yang kedua kemarin orang boleh muter-muter (di atas panggung) kayak joget-joget, itu sebenarnya diputuskan KPU yang mana?," katanya kepada awak media saat ditemui di Malang, Jawa Timur, Senin (1/1/2024).

Baca juga: Timnas Anies-Muhaimin Minta Kasus Pengeroyokan Anggota TNI ke Relawan Paslon 3 Diusut Tuntas

Ketiga soal penggunakan mikrofon yang awalnya hanya ada satu, kemudian yang kedua jadi tiga mikrofon.

"Jadi hal-hal teknis sebenarnya (yang dikhawatirkan)," imbuh dia.

Selain itu, Jazilul juga menyinggung soal TV pool yang akan dipegang oleh MNC Group dalam debat capres ketiga nanti.

Ia mengaku tak khawatir, meskipun media yang akan menayangkan diketahui milik ketua umum partai yang mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 3.

Baca juga: PKB Yakin Suara Anies-Muhaimin Akan Lebih Besar Saat Pencoblosan

"Yang penting diputuskan bersama oleh KPU dan semua tim. Nah kalau misalkan harus dievaluasi saya pikir bukan TV-nya, tapi polanya biar lebih debatnya lebih seru," tandasnya.

Sebagai informasi, KPU akan menggelar debat ketiga Pilpres 2024 pada 7 Januari 2024.

Pada debat ketiga ini kembali giliran calon presiden (capres) yang akan beradu argumen dan gagasan dengan tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.

Baca juga: Ziarah ke Makam Ayahnya, Anies Teringat Pesan Agar Jangan Takut dengan Omongan Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com