MASA libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) akan menjadi masa yang menyibukkan seluruh pihak yang bertanggung jawab atau terlibat dalam hal transportasi.
Sama seperti masa mudik Idul Fitri, masa Nataru juga memiliki tantangan berupa lonjakan volume kendaraan dan orang di berbagai matra transportasi, baik di darat, air, maupun udara.
Meskipun prediksi perjalanan Nataru hanya setengah dari masa mudik Lebaran, tetapi tetap harus ada antisipasi dalam manajemen traffic.
Tujuan manajemen transportasi ada dua, yaitu keselamatan perjalanan dan waktu tempuh perjalanan yang tetap wajar. Dalam bahasa transportasi, variabel kinerja jalan harus dijaga agar perjalanan tidak menghadapi hambatan atau bahkan masalah.
Saya meyakini, jika pengelola transportasi memiliki SOP yang sama seperti masa mudik Lebaran 2023 lalu, tidak akan ada kendala pada jalur utama pergerakan transportasi.
Mulai dari manajemen traffic di jalan tol, pelabuhan dan juga di manajemen kereta api dan bus. Sebab dari sisi supply and demand sudah bisa diprediksi dan dikontrol. Terutama di jalur utama.
Namun ada kendala lain yang sulit dibendung. Kendalanya ada di urban dan rural traffic. Di sanalah objek wisata maupun kuliner dan perhotelan berada.
Sehingga terjadi bangkitan dan tarikan perjalanan orang dan kendaraan. Volume kendaraan di jalan tersebut melonjak melebihi kemampuan kapasitas jalan. Akibatnya, kemacetan lalu lintas tidak bisa dihindari.
Lonjakan volume kendaraan terjadi hampir sepanjang hari. Sehingga tidak ada ruang bagi “pembatasan dan pengendalian” volume lalu lintas di variabel “transportasi pariwisata”.
Cara yang bisa dilakukan oleh aparat terkait manajemen traffic skala kawasan agar bisa diatur sedemikian rupa arus lalu lintasnya. Supaya tidak ada crossing yang menyebabkan laju perjalanan kendaraan menjadi terganggu.
Kita akan lihat selama beberapa hari kedepan. IKU (Indikator Kinerja Utama) masa Nataru 2024 ada di transportasi perkotaan dan perdesaan di mana objek wisata berada.
Penyediaan kantong parkir, pengalih arus agar ada yang bisa dibuat menjadi satu arah, atau contraflow menjadi variabel dalam manajemen lalu lintas masa Nataru 2024.
Karena masa libur Nataru 2024 sedemikian panjang dan perjalanan wisata semakin melebar, orang bisa menjangkau daerah manapun karena objek wisata di Indonesia memang banyak dan tersebar. Tantangan manajemen transportasinya menjadi semakin menarik.
Saya meyakini, potensi persoalan transportasi dilihat sebagai tantangan oleh aparat terkait. Kita meyakini aparat bisa menyelesaikan tantangan trrafic di daerah urban and rural.
Jika ada kesulitan, maka menjadi tugas yang harus diselesaikan tahun depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.