JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo berpandangan, kebijakan energi Indonesia semestinya tidak harus mengikuti kebijakan yang digunakan oleh negara lain.
Ganjar menyatakan, kebijakan energi Indonesia haruslah sesuai dengan apa yang terjadi di negara ini, bukan mengikuti kemauan negara lain.
"Maka yang konsultan energi, roadmap kita tidak harus ikuti maunya negara lain. Kita mesti ukur baju badan sendiri, jangan badan orang lain. Begitu fit baju kita, maka kita bisa menggandeng orang lain," kata Ganjar dalam dialog dengan Ikatan Nasional Konsultan Indonesia, Kamis (14/12/2023).
Baca juga: Visi-Misi Anies, Prabowo, dan Ganjar dalam Debat Perdana Pemilu 2024
Ganjar mengakui bahwa dunia internasional mempertanyakan komitmen seluruh negara terhadap perubahan iklim, termasuk transisi energi.
Namun, ia berpendapat bahwa harus ada kajian yang matang terkait kebijakan transisi energi yang bakal diambil.
"Stepping-nya seperti apa, pilihan mana dari transisi itu yang mau kita lakukan, apakah langsung pada teknologi-teknologi yang hari ini diimpikan, atau kah kita akan melompat dengan batu lompatan yang kita miliki," kata Ganjar.
Ia mencontohkan, Indonesia bisa langsung masuk pada penggunaan teknologi baterai. Tapi pada saat yang sama, Indonesia juga punya sumber energi lain seperti geothermal, angin, maupun gas, yang menurutnya, belum optimal digunakan.
Baca juga: Kritik Anies dan Ganjar, PAN Sebut Hanya Prabowo yang Tegas Lanjutkan Program Jokowi
"Menurut saya ini menjadi stepping yang penting untuk kita hitung bersama-sama sebagai negara kaya yang seharusnya mampu," ujar Ganjar.
Politikus PDI-P ini berpandangan, peran konsultan penting di dalam mengurai dan mencari solusi terkait hal ini.
Apalagi, negara-negara juga dituntut untuk lebih menerapkan ekonomi biru dan ekonomi hijau yang lebih ramah terhadap lingkungan.
"Emang kalau kita mau transisi ke energi hijau, Bapak Ibu, duit kita cukup? Tidak. Bagaimana kita melihat cara negara-negara yang lain berkembang mereka punya kulturnya sendiri, caranya sendiri, kekuatannya sendiri," kata Ganjar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.