Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Kartu Prakerja, Cak Imin: Nonton YouTube Dibayar, Urgensinya Apa?

Kompas.com - 08/12/2023, 12:57 WIB
Regi Pratasyah Vasudewa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar melemparkan kritik terhadap program Kartu Prakerja.

Menurutnya, peserta program Kartu Prakerja hanya menonton platform YouTube tetapi mendapatkan bayaran.

Padahal, menurutnya, program Kartu Prakerja memiliki urgensi sebagai masa transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja.

"Prakerja itu kan nonton YouTube dibayar, yang bikin YouTube dibayar. Nah, padahal itu urgensinya apa? Transisi antara dunia pendidikan lulusan SMK, SMA, S1 yang akan ke dunia kerja," jelas Muhaimin di Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (7/12/2023).

Baca juga: Kritik Kartu Prakerja, Muhaimin: Bagus, tetapi Bikin Orang Malas

Menurutnya, tujuan dari program Kartu Prakerja adalah industri yang menjadi sasaran peserta magang disupport oleh program negara berdasarkan anggaran keuangan yang ditentukan.

Namun, ia menyatakan saat ini tujuan dari program Kartu Prakerja berubah sasaran.

"Kok sekarang berubah sasaran," kata Muhaimin.

Adapun, Muhaimin menyatakan jika memenangkan pemilihan presiden (pilpres) 2024 akan melakukan evaluasi total terhadap program Kartu Prakerja.

Baca juga: Menko Airlangga Pastikan Program Kartu Prakerja Akan Berlanjut pada 2024

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjelaskan, salah satu catatan evaluasi program tersebut yakni bekerja sama dengan dunia industri.

Menurutnya, peserta program Kartu Prakerja tidak bisa belajar hanya dengan melihat dan mencatat, tapi memerlukan praktek.

"Tidak usah lama lama soal 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan, tapi orang langsung bisa terfungsikan di industri," katanya.

Sebelumnya, Cak Imin di Aceh juga mengkritik soal Kartu Prakerja. Menurutnya, yang dibutuhkan adalah segera membuat generasi muda bekerja agar pertumbuhan ekonomi dari bonus demografi segera terasa.

“Kartu Prakerja bagus, tapi membuat orang malas setelah pelatihan,” ujar Muhaimin dalam forum Coffee Morning bersama ratusan mahasiswa Universitas Al-Muslim di Kabupaten Bireun, Aceh, Rabu (6/12/2023).

Baca juga: Hari Ke-11 Kampanye, Jadwal Anies Kosong, Cak Imin Lanjut ke Medan

 

Jika memenangkan Pilpres 2024, Muhaimin bakal mengevaluasi skema Kartu Prakerja. Ia ingin, anggarannya dipotong untuk memberikan dana pada program persiapan kerja yang lain.

“Anggaran (kartu) prakerja kita geser menjadi dana pemagangan massal di berbagai industri atau lembaga,” tutur dia.

Tak hanya itu, ia juga ingin memberikan dana bantuan untuk anak muda yang ingin mengembangkan ilmunya dengan berkuliah di luar negeri. Dia juga menyampaikan, ingin menambah jumlah peserta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Baca juga: Istri Anies Senam Bareng Ibu-Ibu di Cirebon, Kampanyekan Program Kesehatan Anies-Muhaimin

 

“(Selain itu) mahasiswa juga bisa lanjut S2 dengan sistem kredit,” imbuh dia.

Adapun pemerintah menyatakan bakal melanjutkan program Kartu Prakerja di tahun 2024. Meski begitu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto belum bisa memastikan apakah program tersebut akan berlanjut di tahun selanjutnya.

Pasalnya, program itu masih menunggu hasil Pemilu 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com