Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Mau Melanjutkan atau Buat Perubahan, Mahfud Singgung soal "Hidup bagai Air Mengalir"

Kompas.com - 30/11/2023, 15:00 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, mengaku kerap mendapat pertanyaan soal arah gerakannya, yang akan melanjutkan kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo atau melakukan perubahan.

Menjawab pertanyaan tersebut, Mahfud menyatakan bahwa perubahan tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba.

"Ada pertanyaan, 'Ini arah gerakan Pak Mahfud itu mau apa? Mau melanjutkan atau mau perubahan?' Saudara, tidak mungkin kita melakukan perubahan tiba-tiba," kata Mahfud di Menteng, Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Baca juga: Edhy Prabowo Sudah Hirup Udara Bebas, Mahfud: Aturannya Begitu

Mahfud menuturkan, pemerintahan Indonesia telah berjalan secara berkelanjutan sejak tahun 1945 sampai saat ini sehingga harus dilanjutkan.

Akan tetapi, ia menyebutkan bahwa keberlanjutan semata merupakan hal yang mustahil karena hidup adalah perubahan.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini pun mengutip pernyataan seorang filsuf Yunani yang menyebut bahwa hidup itu seperti air yang mengalir.

"Kalau mengalir itu berarti tidak ada yang berubah tiba-tiba dan tidak ada yang hilang. Ini mengalir terus, nah di setiap aliran itu ada buih. Nah, buih-buih ini yang kita buang, saluran ke depan kita buka dengan air yang bersih," kata Mahfud.

Oleh karena itu, ia menilai, perubahan dan keberlanjutan tidak bisa dikotak-kotakkan karena ada hal yang perlu diubah dari pemerintahan Jokowi dan ada juga yang harus dilanjutkan.

"Sehingga kita memilih jalan perbaikan, melanjutkan, dan memperbaiki," kata Mahfud.

Baca juga: Singgung Etika Pejabat, Mahfud: Harusnya Begitu Tersangka, Mundur

Mahfud mengatakan, ketidaksukaan terhadap pemerintah semestinya tidak membuat hal yang sudah berjalan baik dibuang begitu saja.

Di sisi lain, pemerintahan mendatang juga mesti mengambil hal baru untuk mengganti yang lama dan sudah dianggap kotor.

"Nah, itu cara kita berjuang sehingga tidak frontal memotong yang sudah berjalan, tetapi juga tidak membabi buta pokoknya dilanjutin saja. Enggak bisa, harus dievaluasi, terutama dibuat pentahapan-pentahapan dan penyesuaian-penyesuaian dengan kebutuhan baru," ujar Mahfud.


Adapun pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mengusung narasi perubahan dalam kampanyenya.

Sementara itu, pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, menyatakan akan melanjutkan kebijakan dan program-program Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com