Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Diminta Usut Pelaku Intimidasi Wartawan Saat Liput Firli Bahuri di Aceh

Kompas.com - 10/11/2023, 11:12 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) diminta mengusut identitas dari oknum pelaku intimidasi terhadap wartawan Kompas TV dan Kompas.com yang hendak meliput kegiatan Ketua KPK Firli Bahuri di Aceh.

Adapun jurnalis tersebut mengalami intimidasi oleh orang yang mengaku sebagai polisi usai mencoba mewawancara Firli di sebuah tempat makan di Aceh.

"Kepolisian setempat harus mengusut tuntas, siapa pelaku aksi premanisme tersebut," kata Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies, Bambang Rukminto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/11/2023).

Baca juga: Wartawan Diintimidasi Tim Pengamanan Firli di Aceh

Bambang menekankan aksi premanisme tidak boleh dibenarkan.

Apalagi tugas jurnalis juga dilindungi Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

"Saksi mata tentunya banyak, jadi tak ada alasan untuk tidak bisa menangkap pelaku," imbuh dia.

Lebih lanjut, Bambang meminta pihak Kepolisian harus bertindak memberikan sanksi tegas jika pelaku intimidasi adalah anggotanya.

Oknum tersebut, kata Bambang, bisa dikenakan pidana pelanggaran UU Pers serta sanksi wtik.

"Bila benar itu adalah oknum kepolisian, sanksi disiplin dan etik harus diberikan kepada para pelaku, selain pidana pelanggaran UU Pers," ujar Bambang.

Baca juga: Mangkir dari Panggilan Penyidik, Ketua KPK Firli Makan Duren dan Ngopi di Aceh

Kejadian intimidasi terhadap wartawan ini terjadi pada Jurnalis Kompas TV dan Kompas.com, Raja Umar saat hendak melakukan peliputan Firli Bahuri yang berkunjung ke warung kopi (warkop) Sekber Jurnalis di Banda Aceh, Kamis (9/11/2023) malam.

Setibanya di Sekber, Umar langsung mengeluarkan ID pers dan kamera, serta memperkenalkan diri sebagai jurnalis Kompas TV.

Dia meminta izin untuk meliput terkait kegiatan kunjungan kerja Firli, serta meminta  tanggapannya terhadap tudingan Firli mengulur waktu dari pemanggilan Polda Metro Jaya.

Firli sedianya sudah dipanggil Polda Metro Jaya untuk diperiksa dalam kasus pemerasan SYL, namun ia justru terbang ke aceh dengan alasan Kunjungan Kerja. 

"Lalu Pak Firli menjawab, 'Tidak ada komentar, saya lagi makan duren'," ucap Umar.

Baca juga: Tak Hadiri Pemeriksaan Polda Metro Jaya, Firli Masak Nasi Goreng di Aceh

Mendengar jawaban itu, Umar kemudian meminta izin kembali agar Firli bersedia diwawancara setelah dirinya makan durian.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MPR Akan Temui JK-Boediono Rabu Lusa, SBY Pekan Depan

MPR Akan Temui JK-Boediono Rabu Lusa, SBY Pekan Depan

Nasional
KPK Setor Uang Rp 59,2 M dari Kasus Dodi Reza Alex Noerdin Cs ke Negara

KPK Setor Uang Rp 59,2 M dari Kasus Dodi Reza Alex Noerdin Cs ke Negara

Nasional
Buka Fair and Expo WWF 2024 Bali, Puan: Peluang Bagus untuk Promosi

Buka Fair and Expo WWF 2024 Bali, Puan: Peluang Bagus untuk Promosi

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah yang Dibeli Anak Buah SYL di Parepare

KPK Sita Rumah Mewah yang Dibeli Anak Buah SYL di Parepare

Nasional
PDI-P Anggap Wajar Jokowi Bertemu dengan Puan

PDI-P Anggap Wajar Jokowi Bertemu dengan Puan

Nasional
MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep 'Link and Match'

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep "Link and Match"

Nasional
MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

Nasional
Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Nasional
Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Nasional
PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Nasional
Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

Nasional
Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com