Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peretas Diduga Bobol Situs Kemenhan Manfaatkan Data Pegawai yang Bocor

Kompas.com - 03/11/2023, 16:51 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Peretasan terhadap situs Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia diduga terjadi akibat pelaku melakukan akses ilegal memanfaatkan kebocoran data pribadi sejumlah pegawai.

Menurut pakar keamanan siber Pratama Dahlian Persadha, dia sudah melakukan analisis terkait aksi peretasan itu dan menemukan indikasi data pribadi sejumlah pegawai Kemenhan digunakan pelaku buat membobol dan mencuri data.

Analisis itu dilakukan Pratama melalui lembaga riset keamanan siber yang dia kelola, CISSReC.

"CISSReC juga sudah coba mengecek dan menggali informasi dari berbagai sumber, situs kemhan.go.id memiliki berbagai kelemahan terkait kredensial yang terdapat di dalamnya," kata Pratama dalam keterangan seperti dikutip pada Jumat (3/11/2023).

Baca juga: Laman Diretas, Kemenhan RI Pastikan Data Sensitif Aman

"Di mana 667 user serta ada 37 karyawan yang data pribadinya mengalami kebocoran yang bisa dimanfaatkan untuk mengakses situs Kemenhan secara tidak sah," sambung Pratama.

Pratama mengatakan, pelaku peretasan memiliki akun anonim "Two2". Dia mengaku berhasil mendapatkan akses dari dasbor panel situs Kemenhan.

Pelaku peretasan, kata Pratama, kemudian menjual hasil peretasannya melalui unggahan di situs BreachForums yang biasa dipergunakan untuk menjual hasil peretasan. Menurut penelusuran, pelaku diduga mencuri data sebesar 1,64 Terabyte (TB) dari situs Kemenhan.

Baca juga: Situs Kemenhan RI Dinonaktifkan Sementara Usai Diretas


Dia melanjutkan, meskipun pelaku membagikan contoh dokumen yang berhasil diretas, besar kemungkinan data itu bukanlah sebuah dokumen yang termasuk kategori rahasia.

"Namun bisa saja terjadi kelalaian dari pengguna website atau karyawan menyimpan dokumen rahasia di website kemhan.go.id tersebut yang dapat membahayakan keamanan serta kedaulatan negara," ucap Pratama.

Pratama juga menyampaikan, akun-akun yang didapatkan oleh peretas juga memiliki kemungkinan digunakan buat mengakses sistem lain di Kementerian Pertahanan yang menyimpan data penting serta dokumen rahasia negara.

Sebelumnya diberitakan, Kemenhan RI membenarkan terjadi peretasan terhadap laman situs mereka. Namun, mereka menyatakan data sensitif yang mereka miliki tetap aman.

Baca juga: Prabowo Sebut Program Sumur Air Kemenhan Bermula dari Instruksi Jokowi Usai Kunker ke Maluku

Kepala Biro Humas Kemenhan Brigjen Edwin Adrian Sumantha mengatakan, data-data yang diretas merupakan data seperti pendaftaran komponen cadangan (komcad) dan siaran pers atau PPID. Edwin menyebutkan, dokumen atau data sensitif tidak disimpan di laman kemhan.go.id.

Kemenhan pun memutuskan menonaktifkan sementara situs mereka buat melakukan langkah pencegahan.

Saat ini, Kemenhan menurunkan Tim Tanggap Insiden Keamanan Komputer atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) untuk mendalami peretasan dengan melakukan asesmen terhadap jaringan data dan internet di lingkungan Kemenhan.

(Penulis: Nirmala Maulana Achmad, Editor: Ihsanuddin, Sabrina Asril)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com