JAKARTA, KOMPAS.com - Bapak Reformasi 1998 Amien Rais menyebut, dinasti politik yang dibentuk keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan puncak pengkhianatan reformasi.
"Enggak lagi pengkhianatan, (tapi) puncak pengkhianatan," ujar Amien saat ditemui di Gedung Joeang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2023).
Amien mengatakan, dinasti politik keluarga Jokowi terlihat jelas dari manuver yang dilakukan belakangan ini.
Baca juga: Amien Rais Kritik Keras MK karena Loloskan Gibran sebagai Bacawapres
Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Ummat ini menyebut, Jokowi memanfaatkan jabatannya sebagai orang nomor satu di Indonesia untuk memuluskan jalan politik keluarganya.
"Mengepentingkan dirinya dan keluarganya di atas kepentingan bangsa. Jadi dia menumpang supaya Bobby Nasution dinaikan dari wali kota itu jadi gubernur. Kemudian anaknya mengambil alih partai PSI itu, ugal-ugalan ya. kemudian juga si Rakabuming itu, Gibran tiba-tiba diberi karpet merah oleh pamannya supaya jadi cawapres," tutur Amien.
Namun, kata Amien, masyarakat Indonesia sudah pintar dan bisa menilai apakah dinasti politik yang dibentuk Jokowi patut untuk dipilih atau harus dihentikan.
"Yang jelas sebagian besar rakyat itu emoh (tidak mau) dinasti emoh (tidak mau) nepotisme, itu yang membuat saya lega. Jadi masih ada harapan demokrasi kita masih bangkit kembali," ucap dia.
Baca juga: Partai Ummat Besutan Amien Rais Dukung Pasangan Anies-Cak Imin
Putra sulung presiden Jokowi, Gibran Rakabuming melaju sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Jalan mulus Wali Kota Solo berusia 36 tahun ini mendaftarkan diri sebagai cawapres tak terlepas dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengizinkan cawapres berusia di bawah 40 tahun dengan syarat pernah jadi kepala daerah dan terpilih lewat Pemilu.
Keputusan tersebut menuai kontroversi di tengah masyarakat karena Ketua Hakim MK Anwar Usman tak lain adalah paman Gibran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.