JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menduga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, tetap akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.
Langkah politik itu, menurutnya, akan tetap ditempuh putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut, meskipun saat ini sentimen negatif atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mencuat.
Diketahui, MK memutuskan bahwa seseorang di bawah usia 40 tahun bisa menjadi calon presiden atau calon wakil presiden, sepanjang pernah atau sedang menjadi kepala daerah hasil pemilihan umum.
Baca juga: Polresta Solo Sebut Gibran Tak Urus SKCK, PN Solo Juga Buka Suara
“Sepertinya sentimen negatif itu dianggap tak penting,” ucap Adi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/10/2023).
Sejumlah kalangan sebelumnya menganggap ada benturan kepentingan di balik putusan MK terhadap perkara nomor 90/PUU-XXI/2023 itu.
Pasalnya, Ketua MK Anwar Usman, yang tak lain adalah paman Gibran, dinilai memiliki andil di balik hasil putusan tersebut.
Terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyebut, peluang Gibran diusung menjadi cawapres Prabowo, lebih besar dibandingkan Menteri BUMN Erick Thohir maupun Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
Baca juga: Loyalitas Gibran Diuji, Akankah Jadi Cawapres Prabowo?
Menurut Dedi, sosok Gibran tidak bisa dilepaskan dari keberadaan ayahnya, Presiden Jokowi yang memiliki akses kekuasan, pengaruh, dan basis relawan yang militan.
“Kalau hitung-hitungan dari peta politik, penggabungan kekuatan Prabowo Subianto disandingkan dengan Joko widodo itu adalah kekuatan yang cukup besar,” tutur Dedi saat dihubungi Kompas.com.
Namun demikian, memilih Gibran bukan tanpa konsekuensi. Prabowo harus menghadapi risiko dicap melanggengkan dinasti keluarga Jokowi.
Ia juga bisa dicap memilih sosok populis daripada orang yang memiliki kapasitas.
“Tetap saja Gibran harus diprioritaskan tentu dengan keberanian dan jaminan bahwa Presiden Joko Widodo secara penuh akan mendukung pasangan ini,” kata Dedi.
Baca juga: Gibran Diisukan Gabung Golkar, DPD Golkar DIY Siap Gelar Karpet Merah
Sementara itu, Gibran itu menyatakan dirinya tidak pernah mengajukan diri sebagai bakal cawapres.
Gibran mengaku dikejar-kejar oleh orang lain untuk menjadi cawapres dan diberitakan media massa.
"Sekali lagi, saya tidak pernah menawarkan diri (bakal cawapres). Orang lain yang mengejar, teman-teman media memberitakan," kata Gibran, saat ditemui di DPRD Solo, pada Rabu (18/10/2023).
Gibran mengklaim tidak mengurus administrasi apapun untuk keperluan Pilpres 2024.
Menurut Gibran, jika dirinya mengurus SKCK di kepolisian atau Pengadilan Negeri (PN) pasti akan diketahui publik.
Baca juga: Pengamat: 2024 Belum Waktunya Gibran Ikut Pilpres
Sementara itu, ia justru telah mendengar Erick Thohir membuat SKCK untuk keperluan Pilpres 2024.
"Sudah tadi siang (kabar Erick Thohir) ngurus SKCK. Pencalonan ketua-ketua yang berhak. Saya kalau mengurus (SKCK) pasti konanagan (ketahuan). PN atau Kepolisian, saya tidak mengurus apa-apa," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.