Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Hutan Diprotes Malaysia, Jokowi: Asap Kalau Kena Angin Memang Bisa ke Mana-mana

Kompas.com - 07/10/2023, 18:24 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo merespons soal kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Indonesia yang mendapat sorotan Malaysia.

Malaysia menyebut kabut asap akibat karhutla di Indonesia memperburuk kualitas udara di negara itu.

"Tidak hanya di Indonesia kebakaran hutan terjadi, di Amerika Serikat, di Kanada, dan kita di sini bisa mengendalikan dengan baik. Coba bandingkan dengan 2015 masih lebih jauh sekali, " ujar Jokowi di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (7/10/2023).

"Tetapi memang dampak kebakaran itu mengeluarkan asap, dan asapnya kalau kena angin bisa ke mana-mana," tegasnya.

Baca juga: Indonesia Bantah Lagi Kabut Asap Kebakaran Memasuki Malaysia

Menurut Jokowi, yang terpenting dirinya sudah memerintahkan kepada Panglima TNI dan Kapolri serta pemerintah daerah (Pemda) agar bisa menangani titik api sekecil apapun.

Kepala Negara menegaskan sekecil apapun titik api harus ditangani agar tidak membesar.

Selain itu, Presiden Jokowi juga mengakui bahwa musim kemarau kali ini berlangsung panjang dengan panas yang melebihi batas normal.

Diberitakan, Dimirektur Jenderal Departemen Lingkungan Hidup Malaysia Wan Abdul Latiff Wan Jaffar pada Jumat (29/9/2023) mengatakan, ratusan kebakaran hutan di Indonesia menyebabkan kabut asap mencapai Malaysia dan memperburuk kualitas udara.

Pada 2019 contohnya, kabut asap dari merebaknya kebakaran hutan menyebabkan Malaysia mendesak Indonesia untuk mengatasi masalah tahunan tersebut.

Baca juga: Malaysia Kirim Surat ke Indonesia, Desak Ambil Tindakan Tangani Kabut Asap

Wan Abdul Latiff mengungkapkan, kebakaran hutan memperburuk polusi udara di pantai barat Malaysia dan di Sarawak, pulau Kalimantan.

“Kualitas udara secara keseluruhan di negara ini menunjukkan penurunan,” katanya, dikutip dari kantor berita AFP.

"Kebakaran hutan di Sumatera bagian selatan dan Kalimantan bagian tengah dan selatan, Indonesia, menyebabkan kabut asap melintasi batas negara," imbuhnya.

Baca juga: Kemenlu Akui Indonesia Terima Surat dari Malaysia soal Kabut Asap

Citra satelit menunjukkan 52 titik api kebakaran hutan di Sumatera dan 264 di Kalimantan, menurut laporan Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (ASMC) yang berbasis di Singapura, yang melacak kabut asap di Asia Tenggara.

Kebakaran hutan di Indonesia terjadi setiap tahun selama musim kemarau. Pada 2019, karhutla di Indonesia membuat hampir 2.500 sekolah ditutup di seluruh Malaysia.

Kebakaran hutan pada 2015 juga salah satu yang paling mematikan, menyebabkan Asia Tenggara diselimuti asap beracun selama berminggu-minggu, sehingga banyak orang sakit, sekolah-sekolah ditutup, dan penerbangan dibatalkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com