Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Air Di Jakbar, Heru Budi Perintahkan Pengadaan Tempat Penampungan Dipercepat

Kompas.com - 22/09/2023, 22:37 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono meminta pengadaan reservoir atau tempat penampungan air disiapkan menyusul krisis air bersih di Kalideres, Jakarta Barat (Jakbar)

Menurut Heru, reservoir diperuntukkan bagi masyarakat di Jakarta Barat dan Jakarta Utara (Jakut) yang mengalami krisis air.

"Ya ada beberapa kelurahan dan dalam beberapa waktu dekat ini saya minta kemarin Dirut PAM Jaya sudah disiapkan reservoir," ujar Heru kepada wartawan di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (22/9/2023).

"Ada di Marunda dan beberapa (titik) di Jakarta Barat, supaya masyarakat bisa tetap mendapatkan pelayanan air bersih," lanjutnya.

Baca juga: Saat Krisis Air Bersih Masih Hantui Warga Jabodetabek

Dia mengungkapkan, krisis air terjadi di sekitar tiga hingga empat kelurahan yang wilayahnya tersebar di Jakbar dan Jakut.

Penyebab dari krisis air tersebut menurut Heru, karena bahan baku air bersih berkurang.

Kondisi itu dibarengi dengan kebutuhan masyarakat yang meningkat.

"Bahan baku berkurang, lantas ada beberapa memang kebutuhan meningkat. Saya minta PAM merealisasikan," tambah Heru.

Diberitakan, krisis air bersih masih terjadi di sejumlah kawasan di Ibu Kota Jakarta dan kota tetangga, yakni Bekasi dan Tangerang Selatan, beberapa waktu belakangan ini.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Jakarta: Bagaimana Solusinya?

Salah satu wilayah yang paling terdampak terjadi di Kalideres, Jakarta Barat.

Adapun krisis air bersih di wilayah ini sudah terjadi selama dua pekan terakhir.

Perumda Air Minum Jaya (PAM Jaya) menyebutkan, Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Hutan Kota, Jakarta Barat hingga kini masih mengalami gangguan.

Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan, kondisi ini mengakibatkan sekitar 18 kelurahan di Jakarta mengalami krisis air bersih. Aktivitas sehari-hari warga pun terganggu.

Menurut Arief, penyebab utama gangguan IPA Hutan Kota adalah kemarau panjang yang melanda Ibu Kota dan membuat air menjadi keruh.

Baca juga: Wali Kota Pastikan Warga Terus Disuplai Air Imbas Krisis Air Bersih di Kalideres

Kemarau ini membuat kualitas air yang diolah IPA Hutan Kota mengalami penurunan dan tidak memenuhi standar Peraturan Menteri Kesehatan RI.

"Terjadinya penurunan suplai air yang terjadi sejak 8 September 2023," kata Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com