Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Sebut Berantas Korupsi Tak Bisa Hanya Lewat Hukuman Berat

Kompas.com - 19/09/2023, 22:42 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto menganjurkan supaya pemberantasan korupsi dilakukan tidak hanya dengan hukuman keras, tetapi juga dilakukan secara sistemik.

"Jadi kalau menurut saya cara mengatasi korupsi kita harus mulai dengan sistemik. Sistemnya dibuat," kata Prabowo dalam program Mata Najwa: 3 Bakal Capres Bicara Gagasan, yang dilaksanakan di Grha Saba Pramana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (19/9/2023).

Menurut Prabowo, upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan selama ini sudah membuat jera.

Meski begitu, sejumlah kalangan menilai hukuman bagi koruptor masih kurang sehingga dinilai belum menimbulkan efek jera.

Baca juga: Prabowo Subianto Ingin Tingkatkan Jumlah Industri Untuk Buka Lapangan kerja

Akan tetapi, menurut Prabowo hukuman berat sekalipun belum tentu ditakuti oleh orang-orang yang nekat melakukan korupsi.

"Saya tahu maksud beberapa orang. Maunya kan hukuman mati seperti di Tiongkok. Ternyata orang kalau nekat ya nekat saja. Di Tiongkok, sudah ada hukuman mati masih ada korupsi yang besar-besaran di sana," ucap Prabowo.

Prabowo juga menyinggung soal kebijakan pemerintah yang menaikkan gaji penyelenggara negara sebesar 8 persen.

Baca juga: Prabowo Beri Nilai Tinggi Tentang Kebebasan Berpendapat dari 2 Bacapres Lain, Pakai Contoh soal Jokowi


Menurut Prabowo, negara sebenarnya masih mampu menaikkan gaji hampir semua pejabat yang punya wewenang menentukan secara signifikan.

Prabowo juga mengambil contoh kebijakan yang diterapkan di negara lain.

Menurut di beberapa negara-negara di Afrika, bagi pejabat-pejabat yang dinilai berhasil melaksanakan tugasnya dalam satu periode pemerintahan atau 5 tahun maka akan diganjar bonus yang cukup besar.

Baca juga: Harta Kekayaan Capai Rp 2 Triliun, Prabowo Subianto Mengaku Kadang Jual Aset

"Kemudian kalau kita lihat contoh di banyak negara, untuk pejabat-pejabat tertentu disiapkan rumah sakit, dia bisa berobat dengan baik, gratis. Disiapkan juga rumah, perumahan. Dia pensiun, dia bisa punya rumah sendiri. Kemudian anak-anaknya bisa sekolah asal memenuhi persyaratan akademis," ucap Prabowo.

"Jadi istilahnya dibagi kompensasi dalam bentuk pelayanan. Saya kira ini bisa banyak mengurangi korupsi," sambung Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK Tahan 3 Tersangka Dugaan Korupsi Penggelembungan Harga Lahan Tebu PTPN XI

KPK Tahan 3 Tersangka Dugaan Korupsi Penggelembungan Harga Lahan Tebu PTPN XI

Nasional
Selain Khofifah, PDI-P Buka Opsi Usung Kader Sendiri di Pilkada Jatim

Selain Khofifah, PDI-P Buka Opsi Usung Kader Sendiri di Pilkada Jatim

Nasional
DPR dan Pemerintah Diam-diam Rapat Pleno, Revisi UU MK Tinggal Dibawa Ke Paripurna

DPR dan Pemerintah Diam-diam Rapat Pleno, Revisi UU MK Tinggal Dibawa Ke Paripurna

Nasional
Ungkap Sulitnya Jaga Harga Beras, Jokowi: Bikin Ibu-ibu dan Petani Senang Tidak Mudah

Ungkap Sulitnya Jaga Harga Beras, Jokowi: Bikin Ibu-ibu dan Petani Senang Tidak Mudah

Nasional
Program 'DD Farm' Bantu Hidup Meltriadi, dari Mustahik Jadi Peternak

Program "DD Farm" Bantu Hidup Meltriadi, dari Mustahik Jadi Peternak

Nasional
Formappi Soroti Kinerja DPR, Baru Sahkan UU DKJ dari 47 RUU Prioritas di 2024

Formappi Soroti Kinerja DPR, Baru Sahkan UU DKJ dari 47 RUU Prioritas di 2024

Nasional
Penayangan Ekslusif Jurnalistik Investigasi Dilarang dalam Draf RUU Penyiaran

Penayangan Ekslusif Jurnalistik Investigasi Dilarang dalam Draf RUU Penyiaran

Nasional
Jokowi Resmikan 22 Ruas Jalan Daerah di Sultra, Gelontorkan Anggaran Rp 631 Miliar

Jokowi Resmikan 22 Ruas Jalan Daerah di Sultra, Gelontorkan Anggaran Rp 631 Miliar

Nasional
Gerindra: Jangan Harap Kekuasaan Prabowo Jadi Bunker Buat Mereka yang Mau Berbuat Buruk

Gerindra: Jangan Harap Kekuasaan Prabowo Jadi Bunker Buat Mereka yang Mau Berbuat Buruk

Nasional
Ogah Jawab Wartawan Soal Kasus TPPU, Windy Idol: Nyanyi Saja Boleh Enggak?

Ogah Jawab Wartawan Soal Kasus TPPU, Windy Idol: Nyanyi Saja Boleh Enggak?

Nasional
Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Nasional
Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Nasional
Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Nasional
Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Nasional
Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com