Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dompet Dhuafa Distribusikan Air Bersih untuk Warga Terdampak Kekeringan di Bogor dan Sukabumi

Kompas.com - 19/09/2023, 09:37 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Dompet Dhuafa menyalurkan air bersih ke berbagai daerah terdampak kekeringan yang melanda wilayah Jawa Barat (Jabar), di antaranya Desa Cisarua, Kabupaten Bogor, dan Desa Balekambang, Kabupaten Sukabumi, dengan total sebanyak 24.000 liter hingga Jumat (15/9/2023).

Penanggung Jawab Pendistribusian Air Bersih Dompet Dhuafa Adinda Suryahadi mengatakan, pihaknya telah menyalurkan 16.000 liter air dalam program Air untuk Kehidupan (AUK) pada Kamis (14/9/2023).

“Sasarannya meliputi Desa Cisarua, dengan cakupan Kampung Cisadaria, Depok, Kubang, Cibodas dan Babakan dengan total penerima manfaat sebanyak 1.249 jiwa,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (19/9/2023).

Adinda menjelaskan, Dompet Dhuafa telah mendistribusikan air bersih di wilayah Bogor sebanyak 80.000 liter untuk 10 titik cakupan di Kecamatan Cibungbulang pada Jumat (8/9/2023).

Baca juga: Turunkan Stunting, APPBI DKI Jakarta Donasikan Rp 100 Juta ke Dompet Dhuafa

Sementara itu, General Manager Lingkungan dan Budaya Dompet Dhuafa Ustaz Herman Budianto mengapresiasi para donatur yang telah mendukung penyaluran air bersih di wilayah Bogor hingga Sukabumi.

Alhamdulillah, terima kasih para donatur yang sudah mendorong kegiatan ini sehingga dalam seminggu Dompet Dhuafa dapat mendistribusikan air bersih dengan cakupan wilayah Bogor hingga Sukabumi,” ucapnya yang ikut langsung turun melakukan distribusi air pekan lalu.

Menurut Herman, kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia telah menciptakan dampak bagi masyarakat khususnya kesehatan.

Krisis air sudah hampir 2 bulan

Sebagai penerima manfaat, Ketua Rukun Tetangga (RT) Kampung Bojong Neros, Kecamatan Bogor Barat, Ahmad Alpian mengatakan bahwa krisis air di desanya sudah hampir dua bulan berlangsung.

Baca juga: Upaya Selamatkan Bekasi dari Krisis Air Bersih akibat Kali Tercemar, Kalimalang Jadi Andalan Satu-satunya

Menurutnya, krisis air tersebut disebabkan lantaran musim kemarau panjang. Apalagi, air di sumur warga sangat sedikit dan hanya cukup menampung satu hingga dua ember saja.

“Kurang lebih dua bulan, sekarang yang dialami sama warga itu kekeringan. Kalau pun warga memiliki sumur, itu hanya dapat satu dua ember saja. Kapasitas kita tidak tertutupi. Tapi, Alhamdulillah ada Dompet Dhuafa, (kegiatan) yang kita jalankan hari ini sangat luar biasa dan bermanfaat, khususnya untuk kami penerima,” imbuh Alpian.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, kekeringan telah menyebabkan banyak aktivitas keseharian masyarakat terhambat, seperti mencuci pakaian.

Akibatnya, kata Alpian, masyarakat berbondong-bondong mencuci pakaian di Sungai Cianten yang berjarak 3 kilometer (km) sampai 4 km dari rumah mereka. Tak hanya itu, mereka bahkan menyewa angkutan umum untuk menuju ke sungai.

Baca juga: Jenazah Ditemukan di Sungai Bawah Jembatan di Kulon Progo, Polisi Sebut Kasus Bunuh Diri

“Kalau lagi tidak ada (air), kami ke Sungai Cianten. Dua hari sekali kami ke sungai Cianten untuk nyuci baju, bareng-bareng se-kampung. Biasanya ada dua mobil, selama musim kekeringan ini,” tuturnya.

Ucapan syukur atas bantuan air bersih juga disampaikan oleh Nyai Nuryanah (63), seorang lanjut usia (lansia) yang hidup sendiri di wilayah Kampung Bojong Neros.

Ia mengaku sangat senang mendapat air bersih. Terlebih, kondisinya yang sudah renta membuat Nyai kesulitan mendapatkan air bersih.

“Di sini (Kampung Bojong Neros) lagi kesusahan air, ke pancuran dekat kali (sungai). Nah, sekarang udah dibikin rumah jadi punah itu pancurannya. Semenjak ibu punya penyakit darah tinggi jadi tidak bisa ambil air, jadi seadanya,” ucapnya.

"Terus kemarin kaki saya sakit. Kalau mandi segitu cukup (sambil menunjuk galon kecil) yang satu ember cat itu buat tiga kali, nggak usah banyak-banyak. Kalau dari sumur buat abdas (wudu), tapi sekarang lagi kecil keluarnya, disedot juga dapat seember saja,” sambung Nyai.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com