Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum PBNU Minta Aktor Politik Tak Manuver untuk Menakut-nakuti Jelang Pemilu 2024

Kompas.com - 15/09/2023, 21:33 WIB
Singgih Wiryono,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengingatkan kembali kepada para aktor politik untuk tidak bermanuver yang bisa menakuti-nakuti dan menggangguan ketentraman di tengah masyarakat.

Hal itu disampaikan Gus Yahya merespons situasi politik jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang semakin memanas jelang pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres).

"Kami mengajak kepada seluruh masyarakat untuk berupaya menjaga ketenangan, ketentraman, dan pesan ini tentu pertama kali kami sampaikan, paling utama kami sampaikan kepada para aktor politik," kata Gus Yahya di kantor PBNU, Jumat (15/9/2023).

"Jangan sampai di dalam kompetisi politik, jangan sampai para aktor ini membuat manuver-manuver yang me-rescare (menakut-nakuti) ketenteraman, ketenangan apalagi keselamatan masyarakat," sambung dia.

Baca juga: Ketum PBNU: Masyarakat Tak Boleh Jadi Korban Pembangunan Rempang Eco City

Gus Yahya mengatakan, hal itu dia katakan lantaran model pertarungan politik saat ini lazim menggunakan upaya menakut-nakuti masyarakat.

Ia menyebut ada banyak berita bohong, klaim hingga provokasi yang dimanfaatkan untuk meningkatkan elektabilitas sekaligus mengurangi citra lawan.

"Kita semua sadar, model pertarungan politik yang sekarang lazim dilakukan oleh aktor-aktor, mulai dari platform internet dengan hoaks dan provokasi sampai dengan masalah yang sengaja dipicu di tengah masyarakat," imbuh dia.

"(Sebab itu) kami menyerukan agar hal-hal yang dapat mengancam ketenteraman dan kesentosaan masyarakat ini jangan sampai dilakukan oleh aktor-aktor politik," tambah Gus Yahya.

Baca juga: PBNU Ganti Kepengurusan, 3 Ketua Diberhentikan dengan Hormat

Di sisi lain, dia meminta agar para politikus berkompetisi secara rasional dan tenang.

"Jangan hanya karena ingin menang, lalu me-rescare masyarakat yang jadi korban," ucapnya.

Sebagai penutup dia meminta agar masyarakat juga cerdas dalam memilih.

"Mari jauhi ajakan yang tidak baik, ajakan yang tidak konstruktif," ujar Gus Yahya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com