Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di KTT G20, Jokowi Paparkan Upaya Indonesia Turunkan Emisi Karbon dan Restorasi Mangrove

Kompas.com - 10/09/2023, 07:21 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memaparkan sejumlah aksi nyata Indonesia untuk melindungi bumi dalam pertemuan sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 India yang digelar di New Delhi, India, Sabtu (9/9/2023).

Pertemuan sesi pertama KTT itu mengangkat tema “One Earth”.

Kepala Negara menuturkan, Indonesia telah berupaya menekan deforestasi dan merestorasi mangrove.

“Indonesia di tahun 2022 telah menurunkan emisi 91,5 juta ton. Laju deforestasi ditekan hingga 104.000 hektar. Hutan dan lahan direhabilitasi seluas 77.000 hektar dan mangrove direstorasi seluas 34.000 hektar,” tutur Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden.

Baca juga: Bicara Kenaikan Suhu Dunia di G20, Jokowi: Bumi Kita Tengah Sakit, kecuali...

Di hadapan para pemimpin negara G20, Presiden pun mengajak semua pihak untuk bertanggung jawab dan berkomitmen dalam menjaga bumi.

Salah satunya dengan melakukan aksi nyata dalam melindungi kelestarian bumi.

“Kita semua harus walk the talk, because we only have one earth,” ajak Presiden.

Lebih lanjut, Presiden menyebut bahwa bumi harus dijaga bersama karena planet ini milik semua pihak dan tentunya milik generasi masa depan.

Dalam sesi pertama KTT ini, Presiden Jokowi juga menyebut kondisi bumi yang sedang sakit.

Karena itu, menurut dia, ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi peningkatan suhu bumi yang diprediksi akan terus meningkat dalam lima tahun ke depan.

“Bumi kita tengah sakit, pada bulan Juli lalu, suhu dunia mencapai titik tertinggi dan diprediksi akan terus naik dalam lima tahun ke depan, ini akan sulit ditahan, kecuali dunia mengadangnya secara masif dan radikal,” ucap Presiden Jokowi.

Baca juga: Selain Hadiri KTT G20, Jokowi Akan Ikuti Sejumlah Pertemuan Bilateral di India

Kepala Negara menyampaikan, percepatan transisi ekonomi rendah karbon menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan.

Presiden menilai, hingga saat ini, upaya penurunan emisi masih sangat terbatas.

“Komitmen pendanaan negara maju masih sebatas retorika dan di atas kertas, baik itu pendanaan climate 100 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per tahun maupun fasilitas pendanaan loss and damage,” tutur Jokowi.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengungkapkan, saat ini negara-negara berkembang membutuhkan bantuan dalam bidang teknologi dan investasi hijau untuk mempercepat penurunan emisi di dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin 'Presidential Club' Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin "Presidential Club" Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com